TEMPO.CO, Bandung - Purnawirawan Pembantu Letnan Satu Tatang Koswara siang tadi dimakamkan di dekat rumahnya, Jalan Sayuran, Kavling Lumba-Lumba Nomor 2, RT 1 RW 8, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Tatang, yang sering kerap dijuluki "Legenda Sniper Indonesia", meninggalkan seorang istri dan empat anaknya.
"Mungkin Bapak sudah mencapai puncak kariernya di bidang militer," ujar putra Tatang, Tubagus Abdhi Yudha, saat ditemui di area pemakaman, Rabu, 4 Maret 2015.
Rumah duka sudah dipenuhi keluarga, rekan, dan tetangga Tatang sejak kemarin malam. Tatang dimakamkan dengan upacara penghormatan militer pada pukul 11.30 tadi. Keluarga Tatang hanya bisa menangis sepanjang acara pemakaman itu.
Tatang meninggal di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, kemarin. Tatang langsung dilarikan ke rumah sakit setelah menghadiri acara talk show di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
Tatang seketika ramai diperbincangkan setelah dia terungkap menjadi salah satu penembak jarak jauh terbaik di dunia. Tatang pernah ditugaskan di beberapa daerah, di antaranya Timor Timur dan Aceh.
Cucu Tatang, Yoga Taufiq Sanjaya, 23 tahun, mengatakan Tatang memang sering sakit. "Ketika penyakitnya kambuh, Kakek harus segera minum obat. Dia bisa sering minum obat dalam sehari," ucap Yoga.
Tatang adalah pensiunan TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu. Meski begitu, Tatang masuk jajaran penembak jitu terbaik dunia. Dalam buku Sniper: Training, Techniques, and Weapons karya Peter Brookesmith terbitan 2000, nama Tatang masuk dalam daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia.
Tatang mulai masuk militer melalui jalur tamtama di Banten pada 1966. Pada 1977-1978, Tatang beroperasi di Timor Timur. Di bekas provinsi Indonesia itu, lebih dari 40 orang Fretilin menjadi korban tembakan jitunya.
Meski punya ijazah sekolah teknik (setara sekolah menengah pertama), Tatang melamar sebagai prajurit tamtama menggunakan ijazah sekolah rakyat—saat ini sekolah dasar. Selang beberapa tahun, Tatang mengikuti penyesuaian pangkat sesuai dengan ijazah yang dimiliknya itu.
Sebagai bintara, Tatang ditempatkan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pusenif). Di sana, Tatang mengikuti berbagai pelatihan, mulai kualifikasi raider hingga sniper. Tatang menggunakan sandi S-3 alias siluman 3.
PERSIANA GALIH