TEMPO.CO, Jakarta - Agung alias Unyil dan Puguh, dua rekan Hendriansyah terduga begal motor yang dibakar warga di Pondok Aren, Tangerang Selatan, mengatakan keterlibatan mereka dalam aksi itu karena diajak Hendriansyah. "Saya berkali-kali ditelepon dan disuruh datang ke lapangan futsal," kata Unyil saat ditemui di Polres Kota Tangerang, Tigaraksa, Rabu, 4 Maret 2015.
Unyil mengaku ditelepon beberapa kali oleh Hendriansyah sebelum datang ke lapangan futsal itu. Pada Senin, 23 Maret 2015, sekitar pukul 20.00 WIB, Unyil yang datang bersama Puguh mendapati empat rekan lainnya, yaitu Hendriansyah, Celeng, Noval, dan Beler sudah ada di lapangan tersebut. "Ketika saya sampai di sana, mereka sedang mabuk," katanya.
Menurut Puguh, dalam pertemuan di lapangan futsal di Puri Beta, Ciledug, itu Hendriansyah menyusun strategi penghadangan." Tapi saya enggak tahu kalau rencana itu untuk membegal motor," katanya. Ia juga mengaku tidak tahu kalau Hendriansyah membawa samurai.
Menurut Agung, mereka cukup lama nongkrong di lapangan itu hingga menjelang Selasa dinihari mereka berangkat berbarengan dan saling berboncengan. Tujuan mereka adalah Jalan Raya Ceger, Pondok Aren.
"Sesampai di sana, saya disuruh menghadang di depan," kata Puguh yang saat itu membonceng Beller. Adapun Agung bersama Noval dan Hendriansyah dibonceng Celeng. "Saat Hendriansyah melakukan perampasan, saya di depan jadi tidak tahu," kata Puguh. Ketika Hendriansyah terjatuh dan dikeroyok massa, kelima rekannya langsung kabur.
Tinggallah Hendriansyah menjadi bulan-bulanan warga, yang kemudian tewas dibakar hidup- hidup. Unyil dan Puguh mengaku mereka memang saling kenal dan merupakan teman setongkrongan. "Kami sama-sama anak sini dan baru kali ini terlibat kejahatan," kata Unyil.
Kapolsek Pondok Aren Komisaris Bachtiar Alfonso mengatakan keterangan dua tersangka yang ditangkap pada Senin malam lalu itu tidak bisa dipercaya begitu saja." Masih terus kami kembangkan," kata dia.
JONIANSYAH