TEMPO.CO , Jakarta:Mahasiswa warga Indonesia yang mengikuti program master di Universitas Flinders, Australia merasa nyaman tinggal bersam warga setempat.Yohanes Victor Lasi Bobo, nama mahasiswa itu, tidak merasakan ada ancaman maupun diskriminatif dari warga Australia menjelang eksekusi mati dua warga Australia di Indonesia.
"Pengalaman saya sebagai mahasiswa di Adelaide baik di kampus maupun di luar kampus biasa saja. Tidak ada tanggapan yang negatif," kata Yohanes kepada Tempo, Selasa malam, 3 Maret 2015.
Sebagai mahasiswa yang baru memulai studinya, Yohanes merasa mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Isu eksekusi mati didengarnya melalui media seperti surat kabar dan televisi. "ABC dan SBS selalu hadirkan berita itu," ujarnya.
Di satu media lokal yang dia lupa namanya memuat berita yang menyebut Presiden Indonesia Joko Widodo sebagai hipokrit. Maksudnya, kata Yohanes, di satu sisi Jokowi menerapkan hukuman mati tapi di sisi lain dia memohon pengampunan untuk warga Indonesia yang dijatuhi hukuman mati di negara lain.
Namun masyarakat Adeliade biasa saja menyikapi rencana eksekusi mati narapidana narkoba itu. Bahkan Yohanes menjelaskan, ada warga setempat bertanya tentang Bali Nine kepadanya. Yohanes pun menjelaskannya dengan menjelaskan hukuman mati memang melanggar hak asasi. "Tapi dia malah mendukung hukuman mati," ujarnya.
Dalam orientasi mahasiswa baru di kampus Flinders yang berlangsung selama seminggu, Yohanes tidak menemukan selebaran menyinggung hukuman mati terhadap warga Australia. "Padahal biasanya teman-teman dari partai Buruh dan Sosialis sangat getol membuat selebaran kalau terjadi kasus," ujarnya.
Saat makan di satu hungry jack, Yohanes sempat berbincang dengan seorang pria warga setempat. Kebetulan saat itu ia membaca sebuah berita tentang penolakan garasi oleh Presiden Jokowi. Pria itu kemudian mengatakan dirinya mendukung hukuman mati kepada duo Bali Nine. "Narkoba merusak mental orang muda," ujar Yohanes mengutip ucapan pria itu.
Menurutnya, pendapat warga Australia memang ada yang pro dan kontra dalam kasus Bali Nine. Namun ia belum pernah mendengar dari warga Adelaide menyatakan penolakan terhadap hukuman mati kepada duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Sikap warga Adelaide tetap ramah kepada warga Indonesia. Saat Festival Australia kemarin, ujarnya, kontigen Indonesia disambut baik. Yohanes berharap sambutan serupa juga terulang saat Indonesia Festival di Adelaide pada April mendatang.
MARIA RITA