TEMPO.CO, Jakarta - Purnawirawan Pembantu Letnan Satu (Peltu) Sukiman, 76 tahun, rekan sniper Peltu Tatang Koswara, mengatakan kerabatnya itu selalu menyisakan satu buah peluru untuk bersiaga. "Itu untuk bersiaga kalau tertangkap, lebih baik dia bunuh diri daripada merugikan pasukan lainnya," kata Sukiman, saat ditemui Tempo di Kompleks Makam Pahlawan Bandung, Jalan Pahlawan, Bandung, Rabu, 4 Maret 2015.
Dia bercerita, saat bertempur di Timor Timur, Tatang membawa 50 peluru di sakunya. Sebanyak 49 peluru ditembakkan tepat sasaran. "Enggak ada yang terbuang. Satu lagi dia sisakan sambil bersembunyi," ujar Sukiman.
Saat berada di Timor Timur, Tatang pernah ditinggal pasukannya. Pasukan yang dipimpinnya balik kanan setelah penyamaran mereka terbukti tak sempurna.
Tapi dengan kepiawaiannya dalam menggunakan senjata, Tatang berhasil memukul mundur pasukan lawan. Menurut Sukiman, saat itu Tatang melawan musuh dari jarak 900 meter sampai 1 kilometer.
Tatang selalu diposisikan untuk menembak ketua regu musuh. Misalnya, Tatang pernah menembak kepala komandan peleton lawan untuk membuat pasukan musuh kocar-kacir. "Tatang ditugaskan khusus untuk menggempur pasukan musuh lewat pimpinannya," kata Sukiman.
Pria kelahiran 12 Desember 1946 ini tutup usia akibat serangan jantung pada Selasa malam, 2 Maret 2015. Dia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Medistra, Jakarta.
Tatang mengidap penyakit jantung selama 14 tahun. Tatang menutup usianya di umur 68 tahun, dan dimakamkan dengan upacara penghormatan militer pada 11.30 siang tadi. Keluarga Tatang hanya bisa menangis sepanjang acara pemakaman.
PERSIANA GALIH