TEMPO.CO, LUMAJANG - Suasana di ruang pertemuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, mendadak seperti pecah, Rabu siang, 4 Maret 2015. Suara tertawa terbahak terdengar dari satu ruangan seusai mendengar kisah satire yang diceritakan Kepala BPBD Lumajang Ribowo di hadapan anggota DPR, Muhammad Nur Purnama Sidi. Anggota Komisi VIII DPR itu sedang menyerap aspirasi BPBD Lumajang sebagai salah satu rangkaian perjalanan masa resesnya sebagai legislator Partai Golkar ini.
Ribowo yang pernah menjadi kepala desa di Desa Kertosari, Kecamatan Pasrujambe, sebuah desa di kaki Gunung Semeru itu bercerita tentang seorang perempuan yang tiga kali menjanda tetapi tetap perawan. Ribowo yang berekspresi datar-datar saja itu mengawali ceritanya dengan kisah ada seorang perempuan yang sudah tiga kali menjanda. Namun anehnya, perempuan ini masih tetap perawan.
Suatu kali dalam kisah tersebut, janda ini mencurahkan perhatiannya kepada seorang lelaki keempat yang sedang mendekatinya ini dan rupanya bakal melamarnya menjadi istri. Janda ini bercerita kalau dirinya masih perawan meski sudah tiga kali bercerai. Dia bercerita, lelaki pertama yang menjadi suaminya ternyata seorang banci karena itu dia kemudian minta cerai.
Setelah itu dia menikah lagi dan suami keduanya itu ternyata seorang gay. "Nggak laki-laki juga nggak perempuan," kata Ribowo mengkisahkan. Perkawinannya yang kedua pun gagal dengan diakhiri perceraian. Akhirnya dia menikah lagi. Dan siapa suaminya yang ketiga itu? Ternyata dia adalah seorang anggota DPR. Kendati begitu, perkawinannya yang ketiga itu juga bubar di tengah jalan. Akhirnya, tiga kali dia menjanda.
Mengapa perkawinannya dengan anggota DPR itu gagal. "Karena janji-janji terus," kata Ribowo. Suasana senyap sesaat dan kemudian terdengar suara tertawa pecah dalam ruangan tersebut. Purnomo Sidi juga ikut tertawa mendengar kisah itu. Bahkan dia mengatakan kalau salah satu pejabat di sebuah lembaga pernah juga bercerita kisah yang sama. "Hanya di daerah Tengger," kata Purnama Sidi sambil terkekeh. Namun, buru-buru kemudian Ribowo meminta maaf.
"Kami yang akan jemput bola (program DPR untuk Lumajang)," kata Ribowo. Seusai mendengar kisah tersebut, Purnama Sidi kemudian bercerita bagaimana dia berjuang menjadi anggota DPR seperti saat ini. Dua tahun dia terjun ke lapangan sendiri untuk sosialisasi ke masyarakat bahkan akan mencalonkan diri menjadi anggota DPR. "Saya dulu keliling hanya dengan ber sandal jepit dan mengenakan kaus oblong," kata Pur.
"Dan memang seperti itu (penilaian masyarakat terhadap DPR terkait janji-janji saja)," katanya. Pur kemudian mengatakan karena saat ini dia sudah menjadi anggota DPR Pusat, maka dia akan berupaya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat di daerah pemilihannya ini.
DAVID PRIYASIDHARTA