TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X diam-diam juga memiliki sense terhadap dunia fashion. Ketika menemani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan meresmikan gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Gedangsari, Gunungkidul, Kamis 5 Maret 2015, Sultan ikut sibuk memberi catatan hasil kreasi para siswa sekolah.
"Biar kelihatan rapi, seharusnya potongan dan jahitan baju bukan melintang di tengah bidang badan, tapi tetap di pinggiran, karena pasti mengkerut dan kelihatan nggak rapi jika sudah jadi dan dipakai," ujar Sultan sembari menunjukkan sebuah busana kerja muslim kreasi siswa SMKN 2 Gedangsari.
Direktur PT. Astra International Tbk. Djoko Pranoto dan para guru yang mendapat penjelasan Sultan pun manggut-manggut ketika membandingkan satu demi satu karya busana ujian para siswa. SMKN 2 Gedangsari memang sekolah yang berkonsentrasi khusus di bidang tata busana. "Untuk kreasi model perlu asalkan tetap rapi," kata Sultan.
Sultan sempat mengamati pula satu demi satu ruang produksi dan fasilitas sekolah yang pembangunannya disokong PT Astra International sebesar Rp 14,9 miliar itu. Suami anggota Dewan Perwakilan Daerah Gusti Kanjeng Ratu Hemas itu juga menyempatkan berdialog dengan para guru sekolah itu soal metode-metode batik yang diterapkan. "Yang kini langka di daerah tapi berkembang di luar seperti Malaysia itu batik tembaga, semoga bisa dilestarikan di sekolah ini," kata Sultan.
Jika Sultan banyak memberi catatan pada hasil jadi, Menteri Anies lebih banyak berdialog tentang hal yang sedang dilakukan para siswa. Misalnya, saat siswa nyanthing atau memberi pelapis warna pada motif batik.
"Itu gambarnya sendiri ya? Atau hanya diwarnai langsung? " tanya Anies saat berdialog dengan siswi yang tampak sibuk meniup canthing panas ditangan untuk ditorehkan di atas kain.
Anies pun penasaran dengan para siswa yang tampak asyik dan konsentrasi membatik di lantai atas sekolah itu. Bersama Bupati Gunung Kidul Badingah dan Direktur Astra Djoko Pranoto, Anies pun ikut membuat sendiri sebuah kain batik yang sudah separuh terisi motif. Anis lantas meminta guru sekolah itu untuk membantu kain batik yang ikut digambarnya sendiri agar diberi warna gelap lalu dikirimkan kepada Anies untuk dibeli.
PRIBADI WICAKSONO.