TEMPO.CO, Mosquitia - Sebuah tim arkeolog gabungan asal Amerika dan Honduras, dibantu oleh mantan tentara SAS Inggris, baru saja muncul dari salah satu lokasi yang paling terpencil di bumi dengan berita penemuan menakjubkan mereka. Ekspedisi ini bertujuan mencari tempat legendaris bernama Kota Putih, yang juga dikenal dengan nama Kota Dewa Kerat. Kota ini menjadi salah satu tujuan utama para penjelajah Eropa sejak Zaman Conquistadores Spanyol pada abad ke-16.
Kota ini diyakini menjadi salah satu dari banyak kota yang hilang di hutan Mosquitia. Para arkeolog menduga kota ini berkembang pada seribu tahun lalu, tapi kemudian menghilang peradabannya menghilang tanpa jejak. Berbeda dengan kota kuno Suku Maya, begitu sedikit informasi mengenai kota ini.
Penemuan itu diungkapkan oleh tim dari National Geographic. Seorang penulis dan fotografer yang menemani tim arkeolog berekspedisi ke lembah berbentuk kawah yang berada di pedalaman Honduras. Tempat ini begitu terpencil lantaran terlindung oleh barisan pegunungan.
Dalam ekspedisi tersebut, para arkeolog menemukan sebuah arca berbahan batu yang berbaring. "Patung ini tak tersentuh selama berabad-abad," kata Christoper Fisher, pemimpin ekspedisi, seperti dikutip dari The Telegraph. Fiser mengatakan situs ini akan dapat memberikan banyak pengetahuan tentang "kota yang hilang".
Situs ini terletak jauh di dalam hutan Mosquitia, wilayah yang luas dan nyaris tidak dapat dimasuki selain dengan berjalan kaki. Tim dipandu oleh Steve Sullivan dan Andrew Wood, mantan tentara SAS yang ahli dalam keterampilan dan kemampuan bertahan hidup di hutan.
THE TELEGRAPH | MECHOS DE LAROCHA