TEMPO.CO , Jakarta - Tentara Nasional telah menurunkan pesawat tempur Sukhoi SU-30 dan F-16 yang ditempatkan di Bali dan Yogyakarta untuk mengawal pesawat yang membawa terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari Bali ke Cilacap, Rabu, 4 Maret 2015.
Lembaga Swadaya Masyarakat Setara Institute menilai TNI terlalu bersikap berlebihan. "Lebay kalau TNI turut campur," kata ketua Setara, Hendardi di Jakarta.
Hendardi juga menanyakan efisiensi anggaran dari adanya Sukhoi yang berputar-putar di sekitar Bali. Ia mempertanyakan berapa biaya yang dialokasikan untuk operasional Sukhoi. "Ini namanya buang-buang biaya."
Menurut Hendardi, eksekusi mati yang bakal dilakukan pemerintah kepada terpidana narkoba merupakan masalah penegakan hukum. "Ini bukan urusan perang," kata dia. Hendardi menilai tak ada ancaman terhadap negara dari pelaksanaan eksekusi mati. "Kalau hanya protes dari negara lain ya itu hal biasa."
Ia menyamakan protes itu sama dengan upaya perlindungan pemerintah Indonesia terhadap tenaga kerja yang juga bakal menghadapi eksekusi mati di luar negeri.
Menjelang eksekusi mati terpidana narkotik gelombang kedua, yang terdapat dua anggota sindikat pengedar narkoba Bali Nine, Tentara Nasional Indonesia sibuk menggelar berbagai persiapan. Di antaranya pengerahan personel dan alat utama sistem persenjataan TNI.
Juru bicara TNI Mayor Jenderal Mochamad Fuad Basya mengatakan persiapan itu dilakukan lantaran institusinya mendapat informasi akan ada pihak yang berupaya menjegal pelaksanaan eksekusi mati gelombang kedua. "Ini demi kedaulatan negara, kami berusaha mengawal agar eksekusi berjalan lancar," kata Fuad kepada Tempo, Kamis, 26 Februari 2015
Sejumlah persiapan itu antara lain, TNI Angkatan Udara menurunkan pesawat tempur Sukhoi SU-30 dan F-16. TNI Angkatan Laut menyiapkan Kapal Serayu yang kini bersandar di Dermaga Sleko, Cilacap, Jawa Tengah menjelang eksekusi mati di Pulau Nusakambangan.
Kapal Serayu akan melakukan patroli di sekitar perairan Nusakambangan. Nusakambangan pulau terluar yang paling dekat dengan Australia, negara asal terpidana mati Bali Nine. Selain Kapal Serayu, TNI AL juga menurunkan Kapal Angkatan Laut Majeti yang berawak empat anggota.
Menjelang eksekusi, kedua kapal tersebut akan melakukan patroli penuh untuk mengamankan jalannnya eksekusi. TNI Angkatan Darat juga menurunkan seluruh personil khusus di wilayah Jawa Tengah dan Bali untuk mengamankan eksekusi mati berjalan aman.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | REZA ADITYA