TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memprediksi kuota gas elpiji subsidi tiga kilogram bisa jebol jika penyalurannya tidak dibenahi. Saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama Pertamina sedang mengkaji skema distribusi tertutup.
"Kalau tidak dibatasi ya (kuota elpiji subsidi) bisa jebol," ungkap Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang, Kamis, 5 Maret 2015.
Bambang mengatakan, saat ini 20 persen pengguna gas non subsidi 12 kilogram berpindah konsumsi ke gas tiga kilogram. Ini disebabkan naiknya harga gas non subsidi sebesar Rp 5.000 pada 1 Maret lalu.
Sejak awal tahun hingga saat ini, kuota gas subsidi sudah terpakai 0,67 metrik ton dari total kuota sebesar 5,77 metrik ton. Permintaan gas elpiji diprediksi Bambang terus meningkat.
Sebagai solusi, distribusi gas tertutup langsung menyasar ke masyarakat miskin. ini sesuai peruntukkan gas subsidi yang sudah diberlakukan sejak 2007.
Perseroan juga memberi peringatan dengan menuliskan 'hanya untuk masyarakat miskin' di sisi samping tabung gas subsidi. Sudah ada 95.000 tabung gas wajah baru yang dipasarkan secara nasional.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan skema distribusi tertutup bakal menggunakan data masyarakat dari Pemerintah Daerah. Kementerian juga bakal menugasan pemda dan kepolisian untuk mengawasi penyaluran gas subsidi jika skema tertutup sudah berlaku.
ROBBY IRFANY