TEMPO.CO, Jakarta: Koalisi Indonesia Hebat di DPRD DKI Jakarta pecah ketika Dewan berencana untuk mengajukan hak angket terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal Rancangan APBD Jakarta 2015. Koalisi itu terdiri dari partai-partai PDIP, NasDem, PKB, Hanura, dan PKPI.
Satu per satu partai anggota Koalisi mencabut dukungannya. Pada mulanya Partai Kebangkitan Bangsa mundur, kemudian disusul Partai Nasional Demokrat.
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, mengatakan Koalisi Indonesia Hebat sejak awal memang tak kompak di daerah. Soliditas koalisi partai politik pendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla itu hanya terjadi di pengurus pusat saja.
"Koalisi Indonesia Hebat tidak seperti Koalisi Merah Putih, yang sejak awal berkomitmen untuk bersatu sampai daerah," kata Syamsuddin ketika dihubungi Tempo, Rabu, 4 Februari 2015.
Menurut Syamsuddin, seharusnya Koalisi Indonesia Hebat menjaga soliditas mereka hingga di daerah. Sebab kekompakan tersebut diperlukan untuk mengawal program-program pemerintah Jokowi-JK.
Soal Ahok, Syamsuddin melanjutkan, seharusnya Koalisi Indonesia Hebat bisa mengeluarkan sikap yang kompak. "Terlebih kalau solid dengan antikorupsi, ya, dukung Ahok," katanya.
INDRA WIJAYA