TEMPO.CO, London - Pertandingan Liga Primer Inggris di Stadion White Hart Lane, London, dinihari ini, 5 Maret 2015, berlangsung dramatis.
Tidak saja karena aksi tim tamu, Swansea City, yang hampir bisa menyamakan kedudukan pada saat-saat terakhir sebelum menyerah 2-3 kepada Tottenham Hotspur. Tapi, lebih dari itu, ada sebuah ketegangan lain ketika Bafétimbi Gomis tumbang di lapangan rumput White Hart Lane pada menit keenam.
Saat itu, muncul perasaan waswas bahwa penyerang dari Prancis berdarah Senegal berusia 29 tahun ini bakal bernasib sama dengan Fabrice Muamba, yang juga tiba-tiba ambruk di stadion itu tiga tahun lalu. Selama lima menit, tim dokter memeriksa kesehatan Gomis dan berupaya mengembalikan kesadarannya.
Untungnya, kejadian ini tidak sama dengan apa yang dialami Muamba, pemain Bolton Wanderes yang terjatuh di lapangan karena serangan jantung dan pingsan selama 78 menit. Atas nasihat dokter, Muamba kemudian pensiun sebagai pemain sepak bola profesional pada Agustus 2012.
Gomis bisa membuka matanya dan menggerakkan kepalanya. Ia kemudian dibawa ke pinggir lapangan. Pada jeda setelah babak pertama, ofisial Swansea mengatakan dia dalam keadaan baik, tidak perlu dibawa ke rumah sakit, dan cukup menjalani perawatan di ruang medis stadion.
Tapi bukan sekali itu Gomis mendadak terjerembab di lapangan. Pada 2009, tak lama setelah bergabung dengan Lyon, ia sering kehilangan kesadaran selama beberapa saat. Dokter klub terkemuka di Liga 1 Prancis itu, Emmanuel Ohrant, mengatakan, sejak berusia 14 tahun, Gomis kerap mengalami penurunan tekanan darah secara mendadak.
Setelah berselang 9 tahun, Gomis kembali tiba-tiba rebah ke tanah. Gomis memerlukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut. Tapi setidaknya, dinihari tadi, ada perasaan lega yang menghinggapi kedua tim yang tengah bertarung ketat itu saat melihat Gomis bangun dan meninggalkan lapangan.
GUARDIAN | WIKIPEDIA | PRASETYO