TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menyatakan belum siap menggelar ujian nasional secara online. Alasannya, sarana pendukung masih belum memadai. "Kebutuhan komputer yang belum mencukupi," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Dedi Junaedi, Kamis, 5 Maret 2015.
Dia menuturkan setiap sekolah harus memiliki sedikitnya 100 unit komputer. Itu pun komputernya harus memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan serta dilengkapi dengan peralatan penyimpan daya apabila terjadi pemadaman listrik. "Ditambah lagi dengan kemampuan server," ucap Dedi.
Dedi menjelaskan, selain sekolah negeri, sekolah swasta di Kota Bekasi menyatakan belum siap menggelar ujian nasional secara online. Bahkan sekolah Al-Azhar yang berstandar internasional juga menyatakan belum siap. "Mayoritas belum siap," ujarnya.
Karena itu, tahun ini, ujian nasional di wilayah setempat akan dilakukan secara manual seperti sebelumnya. Menurut dia, ujian nasional secara online tersebut hanya sebatas uji coba dari Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar-Menengah. "Tapi kemungkinan akan dilakukan secara online nantinya," kata Dedi.
Dengan begitu, pihaknya masih punya waktu menyiapkan perlengkapan hingga beberapa tahun ke depan. Sebab, saat ini pemerintah masih fokus pada infrastruktur sekolah. "Mungkin tiga tahun ke depan, semua sekolah baru siap melaksanakan ujian nasional secara online," ujarnya.
Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi Nuryadi Darmawan mengaku sangat mendukung ujian nasional secara online. Namun ia mengakui bahwa pelaksanaan UN secara online masih terkendala sarana dan prasarana di setiap sekolah. "Makanya, sekarang sedang diupayakan agar semua sekolah bisa ujian secara online," ucapnya.
ADI WARSONO