TEMPO.CO, Jakarta - Camat Matraman, Hari Nugroho, mengaku mendukung anggaran versi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Saya memihak APBD versi Pemprov DKI karena anggarannya sesuai dengan yang saya ajukan," katanya saat ditemui Tempo di kantornya, Kamis, 5 Maret 2015.
Hari menuturkan Ahok meminta camat dan lurah membandingkan anggaran versi Pemprov DKI dengan DPRD dalam pertemuan yang digelar Ahok di Balai Kota, Rabu, 4 Maret 2015. Anggaran yang tak sesuai ditandai dan diberi keterangan. "Anggaran versi Pemprov tak ada yang salah," ucapnya.
Sebaliknya, ujar Hari, anggaran versi DPRD justru banyak terdapat kesalahan. Dia menuturkan ada banyak kegiatan yang dipotong anggarannya. Padahal belum ada diskusi terlebih dahulu dengan kecamatan atau satuan kerja.
Adapun total anggaran Kecamatan Matraman yang masuk dalam e-budgeting sebesar Rp 5,361 miliar. Namun, saat dia melihat versi DPRD, pagu yang tercantum hanya sebesar Rp 4,872 miliar. "Ini sangat merugikan saya, karena pemotongan akan berdampak pada kegiatan lingkungan," katanya.
Hari berujar, anggaran penanganan saluran air yang diajukan oleh Kecamatan Matraman sebesar Rp 1,211 miliar disunat menjadi Rp 1,090 miliar. Selain itu, anggaran penanganan jalan yang telah masuk dalam sistem e-budgeting sebesar Rp 1,734 miliar disunat menjadi Rp 1,560 miliar. Ada pula penyelenggaraan tugas dan fungsi Kecamatan Matraman dari Rp 517 juta menjadi Rp 465 juta. Rata-rata pemotongannya 10 persen. "Ada total hampir Rp 500 juta yang disunat oleh DPRD dalam anggaran Kecamatan Matraman," ucapnya.
Hari membandingkan dengan APBD 2014. Kecamatan Matraman justru mendapat dana berlebih, jumlahnya hampir Rp 6 miliar. Dia mengaku kaget karena banyak kegiatan siluman yang tiba-tiba muncul. Misalnya, pengadaan alat pindai digital, UPS, dan beberapa alat elektronik yang tak diminta. Anggarannya hampir Rp 1 miliar. Dana ini, tutur dia, dikembalikan lagi pada akhir tahun. "Saya cari aman saja, walaupun akibatnya daya serap kami rendah, hanya sekitar 50 persen," katanya.
Tahun ini, dari sekian kecamatan yang dapat dana siluman, Kecamatan Matraman menjadi salah satu yang kena sunat. "Mungkin karena tahun lalu pas saya dapat tapi dikembalikan. Jadi, mereka kapok main di kecamatan saya dan cari target baru," ujar Hari.
YOLANDA RYAN ARMINDYA