TEMPO.CO, Suriah - Pemimpin senior Jabhat al-Nusra, Abu Hammam al-Shami alias al-Farouq al-Suri, tewas akibat serangan oleh pemerintah Suriah. Kematian jenderal militer ini dikonfirmasi kelompok yang merupakan cabang Al-Qaeda di Suriah tersebut lewat media sosial.
Kantor berita SANA menyebut Al-Shami tewas dalam operasi militer khusus di Provinsi Idlib pada Jumat, 6 Maret 2015. Sempat ada dugaan Al-Shami tewas dalam serangan drone Amerika Serikat. Namun AS membantahnya. "Kami tidak melakukan serangan apa pun di barat Sungai Eufrat, Suriah, dalam 24 jam terakhir," katanya seperti dilaporkan The Daily Beast, Jumat, 6 Maret 2015.
Pada Kamis, Al-Nusra menyatakan Al-Shami tewas ketika sedang dalam pertemuan dengan pemimpin senior Al-Nusra. Serangan Kamis terjadi setelah Al-Nusra mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap markas intel Suriah di Aleppo. Detail serangan tersebut belum jelas. Namun media Suriah menyebutnya sebagai operasi unik militer Suriah di wilayah Al-Habit, dekat perbatasan dengan Turki.
Al Jazeera melaporkan, Al-Shami adalah otak militer Al-Nusra sehingga kematiannya adalah pukulan berat bagi kelompok itu. Selain Al-Shami, Al-Nusra juga menyatakan tiga pemimpin mereka lainnya terbunuh, yaitu Abu Musab Falastini, Abu Omar Kurdi, dan Abu Baraa Ansari.
Al-Shami mulai menjadi jihadis pada pertengahan 1990 dan bertempur di Afganistan, Irak, serta Suriah. Dia pernah muncul dalam video propaganda Al-Nusra mengkritik Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dalam video itu dia juga menyatakan berusaha melakukan gencatan senjata antara kelompoknya dan ISIS. Al-Shami bahkan mengaku pernah bertemu dengan pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi dan mengklaim memiliki perbedaan ideologi yang bisa didamaikan oleh syariat.
AL JAZEERA | BBC | THE DAILY BEAST | ATMI PERTIWI