TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan korban kebakaran di Tanah Abang masih mengungsi di tenda, sekolah, dan bangunan pemerintah lainnya. Dua tenda peleton di pasang di lapangan futsal di pos sekretariat RW 12, Jalan Sabeni Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Ada 400 orang yang mengungsi di sini," kata penanggung jawab pos pengungsian, Agus Iskandar, Jumat siang, 6 Maret 2015.
Tenda berwarna biru dan cokelat itu merupakan tempat tidur bagi pengungsi korban kebakaran yang terjadi di Kelurahan Kebon Melati. Kebakaran yang terjadi Kamis sore, 5 Maret 2015, itu menghanguskan 287 bangunan yang dihuni 2.122 penduduk. Agus menjelaskan, pengungsi di lokasinya bakal bertambah karena pos pengungsian yang berada di Aneka Tambang, RW 14, kurang memadai.
Agus mengaku pihaknya akan meminta tambahan tenda dan membuka Sekolah Dasar Negeri 01, 02, 03 Kebon Melati sebagai lokasi pengungsian. Pengungsi, ucap Agus, baru diberi bantuan berupa 50 karung berisi pakaian bekas, 200 selimut, dan konsumsi seadanya. Namun, tutur dia, bayi dan anak sekolah sangat membutuhkan bantuan. "Ada bayi yang tidak memiliki susu dan popok. Pelajar butuh buku dan seragam untuk kembali sekolah, karena semuanya habis terbakar," kata Ketua RW 12 ini.
Salah satu pengungsi, Nur Aini, menyatakan bantuan yang paling penting saat ini adalah buku, seragam sekolah, dan sepatu. Sebab, ucap dia, pada Senin nanti, sekolah mengadakan ujian. "Saya bingung, anak saya yang kelas 5 SD nanti belajarnya gimana?" ujarnya. Selain itu, sampai saat ini, tutur Nur, belum ada yang memberikan makanan bayi, antara lain susu. "Baru dua lembar popok untuk bayi," katanya.
HUSSEIN ABRI YUSUF