TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Tebet mulai ramai menjadi tempat nongkrong pada 2004. Saat itu keberadaan distributor outlet (distro) Bloop menjadi salah satu faktor penarik. Setelah itu, tempat jajan lain mulai bermunculan. Bukan hanya asyik dan nyaman sebagai tempat nongkrong anak muda, tempat jajan di Tebet menyediakan menu yang memanjakan lidah.
Tempat nongkrong pertama yang menjadi perintis di Tebet adalah Dejons Burger. Gerai makanan cepat saji ini awalnya didirikan untuk meramaikan distro Bloob. Pemilik Dejons Burger adalah tiga bersaudara: Martinus Sunu Susatyo, Bertolomeus Saksono Jati, dan Theresia Alit Widyasari.
“Dibuka pertama kali pada Maret 2003. Saat itu Bloop masih sepi, makanya kami hanya menyediakan kentang goreng dan minuman ringan untuk anak-anak sekolah sekitar sini,” ujar Kepala Divisi Marketing Dejons Burger Christian Taihutu kepada Tempo, Jumat, 6 Maret lalu.
Setelah Dejons Burger ramai, tiga bersaudara itu kemudian melebarkan sayap usaha dengan membuka warung Bebek Ginyo--yang kemudian cukup terkenal.
Selain Bebek Ginyo, lebih dari 30 gerai jajan saat ini di sepanjang Jalan Tebet Dalam Utara dan Jalan Tebet Raya. Rata-rata rumah makan di sini memiliki konsep casual dining khas anak muda dengan harga tengah-tengah. Hanya satu-dua rumah makan yang memiliki konsep semi-fine dining.
Pengunjung yang meramaikan kawasan ini adalah anak sekolah dan mahasiswa. Harga makanan yang ditawarkan bervariasi, sekitar Rp 15-200 ribu.
“Di sini, harga lebih murah dan enak buat nongkrong, juga bisa belanja di distro,” ujar Ruth Elvira, 21 tahun. Mahasiswi salah satu universitas swasta ini ditemui Tempo di restoran Bebek Kaleyo, salah satu tempat makan paling ramai di kawasan Tebet Dalam Utara, pertengahan Februari lalu.
Restoran Bebek Kaleyo berdiri pada Maret 2007. Saat itu pendiri dan pemiliknya, Hendri Prabowo dan Paulus Maria, berjualan menggunakan tenda di sekitar Cempaka Putih. Ternyata cita rasa Kaleyo banyak disukai, sehingga bisa buka cabang di sejumlah tempat.
Salah satu cabang yang ramai berada di Jalan KH Abdullah Syafiie, Tebet. Ruangan berdaya tampung sekitar 200 kursi itu selalu penuh saat jam makan siang dan malam.
Di luar menu bebek yang membuat Tebet kesohor, tempat makan yang cukup ramai pengunjung adalah Ayam Bakar Mas Mono, Burger Grill, Sushi Miyabi, dan beberapa gerai makanan cepat saji.
Bagi penyuka makanan ala warung Tegal tak usah khawatir. Di Jalan Tebet Raya, ada warteg yang cukup kesohor, yakni Warung Mas Warmo. Tempatnya tidak terlalu modern atau luas seperti rumah makan berkonsep casual dining di sekitar Jalan Tebet Raya dan Tebet Dalam Utara.
Namun, untuk kelengkapan lauk, warung yang disebut oleh sebuah situs pariwisata sebagai salah satu dari tiga warteg paling terkenal di Jakarta ini patut diacungi jempol. Letaknya persis di sudut pertigaan Jalan Tebet Raya dan Tebet Timur. “Mau makan lauk apa saja ada, lengkap banget,” ujar Miftah Sariadi, pelanggan Warung Mas Warmo.
CHETA NILAWATY