TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan pemesan Sukuk Negara Ritel seri SR-007 terbanyak berasal dari Sumatera dan Jawa. "Kami pisahkan antara DKI Jakarta dan Indonesia bagian barat, seperti Sumatera dan Jawa," katanya di Jakarta, Senin, 9 Maret 2015.
Pemesan dari Jawa dan Sumatera mencapai 50,8 persen; diikuti DKI Jakarta 38,8 persen; Indonesia Tengah 10 persen; dan Indonesia timur 0,4 persen. Adapun jumlah investor dari wilayah Indonesia barat menyumbang 57,9 persen; DKI Jakarta 32,92 persen; Indonesia tengah 8,7 persen; dan Indonesia timur 0,5 persen.
Berdasarkan jenis profesi, kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai wiraswasta tergolong sebagai kelompok terbesar dalam transaksi sukuk. Adapun berdasarkan usia, masyarakat usia 41-55 tahun paling banyak berinvestasi. Namun ihwal volume investasi terbesar didominasi oleh kelompok usia di atas 55 tahun.
Pemerintah hari ini mengumumkan hasil penawaran Sukuk Negara Ritel seri SR-007. Sesuai dengan kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 dan strategi pengelolaan utang tahun ini, ditetapkan Sukuk Negara Ritel seri SR-007 sebesar Rp 21,97 triliun dengan jumlah investor sebanyak 29.706. "Jumlah investor menurun, tapi total dananya meningkat dibanding tahun lalu," ujar Robert.
Robert menjelaskan, sepanjang tahun lalu, jumlah investor sebanyak 34.692 dengan total dana Rp 19,3 triliun. Ia menyatakan penurunan jumlah investor itu tak bermasalah asalkan dana yang dihasilkan meningkat dan dapat membiayai APBN-P 2015. Selain itu, total penerbitan Sukuk Negara Ritel seri-007 merupakan penerbitan Sukuk Ritel Negara terbesar selama ini. "Ini menunjukkan besarnya minat beli investor.”
ODELIA SINAGA