TEMPO.CO, Jakarta - Saat menjabat Ketua Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla memiliki trik untuk mengumpulkan warga negara Indonesia yang menjadi korban tragedi di Fukushima pada Maret 2011.
Saat itu JK memimpin penyelamatan 600 WNI yang berada dekat Fukushima. Kepala staf wakil presiden Dewi Fortuna Anwar menceritakan awalnya WNI yang berpencar itu akan dicari satu persatu.
Kendalanya, saat itu jaringan telepon juga putus. Saat tragedi terjadi, JK beserta istri, Mufidah Kalla, tengah berada di Jepang.
JK, kata Dewi, memberikan ide agar ada sebuah bus dengan alat pengeras suara yang melintas di jalanan Fukushima. "Bus itu menyanyikan lagi Bengawan Solo dan lagu Nusantara lainnya," kata Dewi di Kantor Wakil Presiden, Senin, 9 Maret 2015.
Dalam sehari, kata dia, akhirnya 600 WNI bisa terkumpul. Mereka lalu langsung diselamatkan di Kedutaan Besar Indonesia dan sekolah milik Indonesia.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla diagendakan hadir dalam momen peringatan empat tahun tragedi gempa dan tsunami di Fukushima, Jepang. Dewi Fortuna Anwar mengatakan dirinya sedang mengatur agenda JK di sana.
"JK akan hadir dalam konferensi pers menceritakan pengalamannya saat menghadapi musibah," kata Dewi, Senin, 9 Maret 2015.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Tanizaki Yasuaki juga telah menjelaskan susunan acara konferensi Persatuan Bangsa-Bangsa bidang pengurangan bencana ke JK.
Menurut Tanizaki, JK adalah orang yang cocok untuk mendatangi acara tersebut. "JK punya banyak pengalaman, seperti saat menangani tsunami Aceh," kata Tanizaki di tempat yang sama.
Tanizaki juga mengatakan ada banyak ruang kerja sama bilateral dalam penanganan bencana. Sekarang, kata dia, ada penandatanganan manajemen bencana antara pemerintah Jepang dan Kementerian Pertahanan Indonesia. "Sekarang masih tahap finalisasi dokumen," kata dia.
MUHAMMAD MUHYIDDIN