Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sepotong Senja di Sawarna

image-gnews
Pemandangan Pantai Sawarna, Kab. Bayah, Banten. Tempo/Anwar Siswadi
Pemandangan Pantai Sawarna, Kab. Bayah, Banten. Tempo/Anwar Siswadi
Iklan

TEMPO.CO, Banten- Pemandangan Pantai Sawarna terkenal sangat indah. Tempat wisata yang berada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ini, sertiap akhir pekan dan musim liburan sekolah banyak dikunjungi pelancong. Berikut ini laporan koresponden Tempo, Adi Warsidi, tetang Pantai Sawarna beberapa waktu lalu.

Sekitar pukul 16.00, saya akhirnya sampai di kampung wisata Cikaung, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Banten. Kampung itu adalah salah satu pintu terdekat menuju pantai Sawarna. Sebuah akses lagi berada dekat muara Sungai Sawarna.

Mobil tak bisa masuk ke kampung ini, dan harus mencari tempat parkir di sisi jalan raya dipandu juru parkir lokal. Agak pesimistis juga saat itu untuk bisa melihat dan mengabadikan sunset yang menggelapkan wujud Batu Layar dengan latar garis warna indah di langit, seperti dalam foto hasil jepretan T. Bachtiar. Langit kebiruan sedang kelabu.

Memasuki kampung wisata itu, tiap pengunjung harus meniti jembatan goyang yang melintasi sungai berwarna cokelat kopi susu menuju muara. Jalan sempit berlantai papan kayu selebar satu meter itu panjangnya 20-an meter.

Pejalan kaki yang takut, melangkah pelan sambil berpegangan kawat besi di dua sisi jembatan. Pelintas juga harus bergantian dengan pengendara sepeda motor, sehingga menimbulkan antrean, apalagi ketika konvoi klub sepeda motor lewat.

Menurut seorang warga, jembatan itu dibuat sejak 1990-an. Sayang, sampai sekarang, pemerintah daerah seperti buta bahwa lokasi itu menjadi kampung wisata sejak 2004. Selain tak layak dan tak pantas, keamanan jembatan itu mengerikan. Setelah melewati akses konyol itu, warga di pos wisata mengutip Rp 5.000 per orang.

Di kampung dengan jalan selebar satu meter itu, beragam jenis penginapan bagi wisatawan tersebar di antara rumah penduduk. Ada yang berbentuk seperti rumah petak dengan jajaran kamar, bermodel vila, dan motel kecil bertingkat.

Ketika libur panjang akhir pekan atau menjelang tahun baru, ujar seorang pemandu wisata bernama Uus, rumah warga bisa disewa ketika beragam penginapan itu sarat penyewa. “Waktu sewanya bebas, yang punya rumah menumpang ke tempat saudara atau tetangganya,” katanya.

Sekitar 15 menit berjalan kaki mencapai penginapan dan menyimpan tas di kamar, kami berjalan kaki meniti jalan setapak selebar satu meter. Lantainya paving block berpasir sejauh 1 kilometer lebih ke Batu Layar. "Batu itu ikon utama Pantai Sawarna yang membedakan dengan pantai lainnya," kata T. Bachtiar.

Batu Layar, atau juga disebut Tanjung Layar, merupakan sisa karang seperti bukit yang tingginya sekitar 150-200 meter. Bentuknya dilihat dari pantai, seperti layar kapal yang terkembang. Batunya berwarna putih kecokelatan muda. Letaknya di ujung tanjung, atau daratan yang menjorok ke laut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Batu Layar itu teriris tipis menjadi dua. Diduga karena pelapukan batuan, atau terpotong garis retakan kulit bumi. Bagian kiri atau sisi timur batu itu berbentuk seperti kerucut, sedangkan wujud karang di sebelahnya, bila ditarik garis lurus antar sisinya, berupa trapesium dengan garis lebih panjang di bagian bawahnya.

Deretan karang hitam yang lebih pendek di depan Batu Layar menjadi semacam pagar pelindung dari empasan ombak laut selatan. Sore itu, sekitar 200 pengunjung lebih menyebar, sebagian melanggar larangan memanjat Batu Layar hingga diteriaki pengawas pantai.

Mendekati Batu Layar, bukit karang itu seperti tumpukan bongkahan batu gunung berpermukaan mulus dengan beberapa retakan. Pada lereng dan ujung puncaknya sebagian tertutup semak hijau. Sambil terus memantau posisi matahari di arah barat tempatnya akan tenggelam, saya mengelilingi Batu Layar untuk memandangi dari berbagai sisi. Pada salah satu dinding batu yang menghadap ke utara dari arah timur, permukaannya ada yang terlihat seperti wajah-wajah orang.

Seraya memotret suasana dengan kamera telepon seluler, saya bergabung kembali dengan peserta geotrek yang sedang “dikuliahi” Budi Brahmantyo. Geolog itu berkisah tentang sejarah batuan karang yang berasal dari sedimen terangkat pada 50-60 juta tahun lampau. Proses pengangkatan yang sangat pelan itu akibat pergerakan lempeng dari selatan ke utara.

Sedimentasi dari material gunung api secara berulang seperti kue lapis yang mengeras itu kemudian terlipat akibat dorongan lempeng. Hasilnya, lapisan sedimentasi material yang normalnya bertumpuk sejajar vertikal berubah menjadi terlipat tegak.

Ombak kemudian silih berganti datang untuk mengukir. Hasilnya, sisa puing karang akibat tergerus air laut itu membuat baris batuan unik, misalnya berbentuk gerigi atau seperti lidah api yang memanjang di lantai karang. “Batu Layar sama seperti yang di lantai karang. Bedanya, dia lebih kuat dari abrasi,” kata Budi.

Sore beranjak petang. Di kaki horizon, sinar jingga secara dramatis memancar dengan kontras di sela awan gelap bergulung-gulung memanjang. Mata dan kamera kami mengarah ke satu titik untuk mencegat keindahan senja dan siluet Batu Layar.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kontingen Banten Siap Ikuti Jumbara PMR Nasional IX 2023

28 Juni 2023

Kontingen Banten Siap Ikuti Jumbara PMR Nasional IX 2023

Sebanyak 75 peserta kontingen Banten telah mengikuti berbagai tahapan seleksi.


Komnas HAM Sebut Dinasti Politik Banten Bikin Rentan Hak Pemilih di Pemilu 2024

12 Mei 2023

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Komnas HAM Sebut Dinasti Politik Banten Bikin Rentan Hak Pemilih di Pemilu 2024

Komnas HAM melakukan pemantauan pra pemilu untuk menemukan potensi kerawanan hilangnya hak warga negara dalam pelaksanaan Pemilu 2024.


Riwayat Sesar Ujung Kulon, Sesar Aktif Penyebab Gempa Banten

11 Mei 2023

Peta pusat rangkaian gempa Banten yang berlokasi di Selat Sunda pada Rabu dan Kamis, 10-11 Mei 2023. (BBMKG Wilayah II Tangerang Selatan)
Riwayat Sesar Ujung Kulon, Sesar Aktif Penyebab Gempa Banten

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa Banten kemarin dipicu aktivitas sesar aktif dasar laut.


7 Tempat Wisata di Banten Populer, Punya Pemandangan yang Keren

13 Februari 2023

Warga Baduy luar melakukan aktivitas di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Selasa, 7 Juli 2020. Selain itu, alasan para tetua adat Baduy lantaran banyaknya dokumentasi terkait wilayah Suku Baduy Dalam yang sangat bertolak belakang dengan tatanan hidup masyarakat Adat Baduy, yaitu adanya larangan untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan wilayah mereka ke dunia luar. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
7 Tempat Wisata di Banten Populer, Punya Pemandangan yang Keren

Banten memiliki sejumlah tempat wisata menarik dan populer yang layak dikunjungi untuk berlibur. Di mana saja?


Pemkot Tangsel Klaim Kasus Stunting Terendah di Provinsi Banten

28 Januari 2023

Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Pemkot Tangsel Klaim Kasus Stunting Terendah di Provinsi Banten

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan pentingnya kepastian hukum bagi kelurahan untuk menjalankan peran dan kewenangan dalam melawan stunting.


Selain Habitat Badak Jawa, 5 Tempat Wisata Ini Wajib Dikunjungi Saat ke Taman Nasional Ujung Kulon

19 Desember 2022

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Selain Habitat Badak Jawa, 5 Tempat Wisata Ini Wajib Dikunjungi Saat ke Taman Nasional Ujung Kulon

Dengan luas mencapai 122.956 hektar ini menjadikan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai taman nasional sekaligus wisata alam menarik untuk dijelajahi.


Layani Wisata Medis, Rumah Sakit Ini Punya Robot Operasi yang Pertama Ada di Asia Pasifik

14 November 2022

Documentation Based Care clinic RS. Premier Bintaro
Layani Wisata Medis, Rumah Sakit Ini Punya Robot Operasi yang Pertama Ada di Asia Pasifik

Banten kini memiliki enam rumah sakit yang menjadi destinasi wisata medis.


Sekjen Kemendagri Ingatkan Spirit Otonomi Daerah dalam Bingkai NKRI

5 Oktober 2022

Sekjen Kemendagri Ingatkan Spirit Otonomi Daerah dalam Bingkai NKRI

Setiap daerah diberikan kewenangan untuk mencapai kemandiriannya masing-masing dalam mewujudkan masyarakat yang madani.


Wisata ke Pantai Sawarna Bisa Naik Damri, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

28 September 2022

Ilustrasi angkutan Damri rute perjalanan Stasiun Rangkasbitung - Pantai Sawarna. ANTARA/HO-DAMRI
Wisata ke Pantai Sawarna Bisa Naik Damri, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Rute menuju Pantai Sawarna itu akan melintasi Pandeglang, Rangkasbitung dan Bayah.


Potensi Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Banten, Wisatawan Diminta Waspada

16 September 2022

Pemandangan Pantai Sawarna, Kab. Bayah, Banten. Tempo/Anwar Siswadi
Potensi Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Banten, Wisatawan Diminta Waspada

BMKG melaporkan ada potensi terjadi gelombang tinggi sekitar 4-6 meter pada 15-17 September 2022 di perairan Samudera Hindia selatan Banten.