TEMPO.CO, Lebak - Jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Sinday, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, yang menghubungkan Kampung Pasir Eurih, Desa Tambak Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten terputus, Selasa, 10 Maret 2015. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun sebanyak 46 warga yang umumnya anak sekolah dasar (SD) mengalami luka - luka.
Warga setempat, Hilman, 42 tahun, mengatakan, penyebab jembatan roboh diduga akibat tidak kuat menahan beban. Sebab, konstruksi jembatan diketahui dalam kondisi sudah rapuh. Beberapa bagian jembatan terdapat kerusakan, terutama pada bagian sling atau tali kawat.
“Saat itu yang melintas banyak orang, sehingga jembatan tidak kuat menahan dan ambruk," kata Hilman, 42 tahun, warga setempat.
Sebanyak 46 warga yang menjadi korban jembatan roboh, rata-rata mengalami patah tulang dan memar, dan harus dilarikan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat. Informasi yang dihimpun, dari 46 korban, kebanyakan merupakan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pajagan.
Korban terdiri dari kelas 1 hingga kelas 6. Di antaranya Anton, Nurjaman, Iwaludin, Rian, Ayu, Yadi, Nasar, Dwi, Ruwan, Yuliana, Ano, Sapri, Abdul Haris, Sendi, Citra, Kartini, Nurman, Agil, Utin, Ida, Aliyah, Suniah, Andri, Denis, Jaja, Roni, Herman, Odih, Idi, Sarijan, Nina, Umi, Ilham, Arya, Iwan, Surdi, Ripal, Misra, Sarijan, Dewi, Ulyana, Komar, Heni, Eris, dan Asniyah.
Selain siswa, dua warga diketahui pasangan suami istri yang melintas menggunakan sepeda motor turut menjadi korban. Mereka terjatuh ke sungai saat jembatan ambruk berikut sepeda motornya. Mereka, yaitu Itoh, 35 tahun dan Sarijan, 40 tahun. Korban yang dilarikan ke Puskesmas.
Untungnya, saat jembatan yang memiliki lebar satu meter dan panjang 150 meter itu terputus kondisi aliran sungai Ciberang tidak terlalu deras. Sehingga semua korban yang terjatuh di atas jembatan bisa terselamatkan. "Untungya warga rata-rata bisa berenang," ujar Hilman.
WASIUL ULUM