TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat, Senin, 8 Maret 2015, mengumumkan sebuah sayembara berhadiah US$ 5 juta atau setara dengan Rp 60 miliar. Pengumuman itu terkait dengan hilangnya secara misterius anggota FBI, Robert Levinson, delapan tahun silam di Iran.
Sebelumnya, pada 2012, FBI juga pernah menyediakan hadiah sekitar Rp 13 miliar bagi siapa saja yang sanggup mengembalikan Levinson setelah lima tahun tak jelas kabarnya.
"Hari ini, untuk menandai delapan tahun sejak Bob (Levinson) hilang di Iran, kami perlu meningkatkan jumlah hadiah bagi siapa saja yang tahu keberadaannya dan mengembalikan dia kepada keluarganya dengan selamat," kata Direktur FBI James Comey.
"Kami meminta kepada siapa saja memberikan informasi untuk menghubungi FBI. Sudah cukup lama Bob (Levinson) meninggalkan rumah." imbuhnya.
Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat melalui jejaring media sosial menulis, "Komitmen kami adalah membawa pulang dengan selamat Bob Levinson kepada keluarganya." Dewan menambahkan, "Kami meminta kepada pemerintah Republik Islam Iran bekerja sama mencari keberadaan Levinson sehingga kami bisa yakin bahwa dia selamat hingga kembali bersama keluarga."
Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam sebuah pernyataan terang-terangan meminta Iran bekerja sama melakukan investigasi keberadaan Levinson. "Dia telah menghabiskan lebih dari 2.900 hari untuk berpisah dengan keluarganya. Peristiwa ini merupakan sejarah terpanjang bagi warga AS. Tahun demi tahun, keluarganya sakit karena dia tidak berada di tengah-tengah mereka. Inilah saatnya dia kembali bersama keluarga," kata Kerry.
Levinson, berusia 67 tahun tepat pada 10 Maret 2015, pensiun dari FBI 17 tahun silam. Dia hilang pada 9 Maret 2007 saat melakukan kunjungan ke Pulau Kish di Iran.
FBI, Gedung Putih, dan CIA tidak mengakui secara terbuka mengenai hubungan antara CIA dan Levinson. Tidak begitu jelas siapa yang menahannya, namun sejumlah pejabat AS mengatakan bahwa mereka sangat yakin dia berada di sebuah tempat di selatan Asia.
Pada 2013, The Washington Post dan Associated Press mengungkapkan bahwa Levinson dibayar oleh CIA untuk mendapatkan berbagai informasi selama berkunjung ke Iran. "Selama kunjungannya ke Iran dia diharapkan bertemu dengan informan untuk memperoleh informasi mengenai program nuklir Teheran."
Namun kabar tersebut dibantah oleh Washington dengan menyatakan bahwa Levinson sama sekali tidak bekerja untuk pemerintah AS ketika dia hilang di Iran.
Apapun perkataan pejabat di Washington, dalam sebuah siaran video yang dikirimkan kepada keluarganya oleh pelaku penangkapan pada 2010, Levinson meminta pemerintah AS menolongnya. "Mohon bawalah saya pulang," kata Levinson yang tampak kurus.
AL ARABIYA | CNN | CHOIRUL