TEMPO.CO , Madrid - Kalau ada orang yang paling berbahagia melihat melorotnya performa Real Madrid dalam beberapa pekan terakhir ini, orang itu pastilah Roberto Di Matteo.
Sebab, Pelatih Schalke ini akan memimpin pasukannya ke Santiago Bernabeu untuk menantang Real Madrid dalam laga kedua babak 16 besar Liga Champions, dinihari nanti.
Di Matteo harus memenangi laga ini dengan skor minimal 3-0, karena pada laga pertama yang berlangsung di Gelsenkirchen, 18 Februari lalu, mereka ditekuk 0-2.
"Saya berharap mereka tidak sedang dalam performa terbaik. Sebab, hanya dengan memanfaatkan kelemahan mereka inilah, kami bisa meraih hasil positif," kata Di Matteo.
Performa Real Madrid saat ini memang sedang melorot. Mereka ditekuk Athletic Bilbao 0-1 di ajang La Liga, akhir pekan lalu. Sepekan sebelumnya, mereka hanya bermain imbang 1-1 melawan Villarreal.
Rentetan hasil buruk tersebut membuat posisi El Real di klasemen La Liga tergeser, dari peringkat satu klasemen ke peringkat dua. Kini puncak klasemen La Liga dikuasai Barcelona.
"Saya telah mempersiapkan tim kami sebaik mungkin. Para pemain juga sudah siap tempur dan siap bekerja melampaui batas kesanggupan mereka. Tapi untuk menang kami membutuhkan hari yang sempurna," kata Di Matteo.
Menghadapi Real Madrid akan menjadi tantangan terbesar dalam karir Di Matteo. Betapa tidak, Madrid adalah tim tersukses di Liga Champions. Mereka telah 10 kali meraih trofi paling bergengsi di Eropa ini.
Rapor mereka di Liga Champions musim ini juga sempurna: tak terkalahkan dalam 10 pertandingan terakhir, dengan 9 kemenangan dan sekali imbang. Jika mereka bisa menekuk Schalke dinihari nanti, Madrid akan mencatatkan rekor baru di Liga Champions.
Los Blancos --julukan Real Madrid-- juga selalu memenangi 11 laga kandang terakhir di kompetisi Eropa. Bahkan, mereka hanya sekali kebobolan dalam 5 laga Liga Champions terakhir yang berlangsung di Santiago Bernebeu.
Dengan catatan tersebut, akan sangat sulit, kalau tak bisa disebut mustahil, bagi Schalke untuk mengalahkan Real Madrid. Apalagi Schalke membutuhkan kemenangan dengan skor minimal 3-0 pada duel dinihari nanti.
Apalagi, rapor pertemuan Schalke melawan Real Madrid juga buruk. Dari tiga pertemuan terakhir melawan Real Madrid, tak sekalipun Schalke mengantongi kemenangan. Bahkan, pada ajang Liga Champions musim lalu, mereka dicukur dua kali, masing-masing dengan skor 1-6 dan 1-3.
Selain itu, performa mereka di Bundesliga juga payah. Dalam 4 pertandingan terakhir di liga Jerman itu, mereka menelan 3 kali kekalahan. Beruntung di laga terakhir melawan Hoffenheim mereka memang 3-1. Kemenangan ini setidaknya bisa mendongkrak kepercayaan diri pemain saat menghadapi Madrid nanti.
Meski Madrid di atas angin, Carlo Ancelotti ternyata tetap tak bisa duduk tentang. Hasil buruk dalam dua pertandingan terakhir timnya membuat pelatih Real Madrid ini gelisah. Sebab ia tahu persis siapa Di Matteo.
Di Matteo pernah membuat kejutan ketika membawa Chelsea menjuarai Liga Champions pada musim 2012. Ia menyingkirkan Barcelona di semifinal dan mengandaskan Bayern Muenchen di partai final. Bukan tak mungkin pelatih kelahiran Swiss ini kembali membuat kejutan di Santiago Bernebeu.
Nah, untuk mencegah kejutan itu, Ancelotti meminta para pemainnya, khususnya di lini depan, tak lagi bermain secara individual. "Kami harus bermain secara tim agar taktik yang kami mainkan menjadi efisien," katanya.
SOCCERWAY | SKY SPORTS | MARCA | DWI AGUSTIAR