TEMPO.CO, Banyuwangi - Artis Ayu Azhari mendadak muncul di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu sore, 11 Maret 2015. Dalam rapat dengar pendapat di DPRD itu, Ayu menyatakan kecewa dengan pemerintah Banyuwangi yang dinilainya melanggar komitmen pembuatan film berjudul Barong Gandrung.
Ayu datang bersama sutradara film tersebut, Handrata Rendra Saputra. Ayu menjadi pemain utama sekaligus produser dalam film yang mengangkat kesenian barong dan gandrung Banyuwangi tersebut. "Film ini sangat bagus dan menginspirasi," kata Ayu, Rabu sore.
Awalnya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendukung pembuatan film tersebut. Bahkan, kata Ayu, dalam sebuah pertemuan pada November 2014, Bupati Azwar sempat memberikan masukan terhadap jalannya cerita.
Ayu dan timnya juga sempat syuting saat Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan Festival Batik pada November dan Festival Gandrung Sewu pada Desember lalu.
Namun, seusai Festival Gandrung Sewu, Ayu mengaku kesulitan menghubungi Bupati Banyuwangi. Padahal, menurut Ayu, dia sudah berinvestasi banyak untuk membiayai pembuatan film itu. "Saya sudah berinvestasi banyak, tapi tiba-tiba saya tidak bisa menghubungi Bupati," kata Ayu.
Ayu menjelaskan dia tidak mengharapkan dukungan dana dari pemerintah Banyuwangi. Sebab, dananya sudah tersedia. "Kami butuh kesepakatan agar tim kami di-support selama berada di Banyuwangi," kata Ayu.
Setelah empat bulan putus kontak dengan Bupati Banyuwangi, kata Ayu, akhirnya dia bisa masuk ke DPRD melalui salah satu kawannya. Dalam forum rapat dengar pendapat selama 1,5 jam itu, Ayu mempresentasikan proposal beserta memperlihatkan bagian awal filmnya.
Wakil DPRD Banyuwangi Joni Subagyo mengatakan siap mendukung film Ayu Azhari itu. "Kami mendukung film itu hingga selesai," katanya.
Adapun pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi Muhammad Yanuarto Bramudya mengatakan selama ini Ayu belum pernah berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terkait dengan film Barong Gandrung. "Padahal kami siap mendukung," kata Yanuarto.
IKA NINGTYAS