TEMPO.CO, Surabaya - Aparat Subdirektorat Kejahatan dengan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur menembak mati dedengkot begal yang berinisial AA, warga Krian Sidoarjo, yang kerap kali menjalankan aksinya di daerah Sidoarjo dan Mojokerto.
"AA merupakan residivis dalam kasus ini. Ia baru dua bulan lalu keluar dari tahanan dan melakukan aksinya lagi," kata Kepala Unit Bajak Sandera Subdit Kejahatan dengan Kekerasan Ditreskrimum Polda Jawa Timur Komisaris Polisi Arbaradi Jumhur, Rabu, 11 Maret 2015.
Menurut Jumhur, berdasarkan catatan kepolisian, dedengkot begal yang satu ini terkenal sadis dalam menjalankan aksinya sejak beberapa tahun lalu. Ia tak segan-segan membunuh korbannya dengan celurit atau pisau tajam yang selalu dibawanya. "Sejak tahun lalu banyak begal di Sidoarjo dan Mojokerto. Dan dialah salah satu dedengkotnya," katanya.
Pihak kepolisan, kata dia, sejak dinihari tadi membuntuti AA sejak di Sidoarjo. Namun, tersangka baru bisa ditangkap di Bundaran Waru Sidoarjo atau perbatasan Sidoarjo-Surabaya. Polisi terpaksa menembak lantaran AA berusaha kabur saat akan ditangkap. Ia juga berusaha melawan kepada petugas dengan mengeluarkan pisau tajam yang disimpan di dalam tasnya. Akhirnya polisi terpaksa menembak AA. "Usai ditembak, AA hanya lumpuh dan masih hidup. Namun setelah kami larikan ke rumah sakit terdekat, pelaku meninggal," katanya.
Adapun barang bukti yang berhasil disita oleh polisi adalah satu unit motor Honda Beat, yang diduga hasil dari aksinya. Pasalnya, tidak ada surat tanda nomor kendaraan di dompet AA yang juga disita oleh polisi. Selain itu, sebilah pisau dan sebuah tas yang berisi dua bondet aktif juga diamankan oleh polisi saat penangkapan.
Saat ini, kata dia, polisi masih terus mengembangkan kasus ini dan melakukan pengejaran terhadap teman-teman AA yang diduga masih tersebar di wilayah Jawa Timur. "Semoga tidak ada korban-korban begal selanjutnya," ujarnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH