TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memanggil beberapa menterinya untuk membahas penanaman tanaman pokok di sela-sela pohon di hutan. Jokowi menginginkan ada regulasi yang disesuaikan agar petani dan warga sekitar hutan bisa memanfaatkan hutan tersebut.
"Penekanannya adalah untuk kesejahteraan rakyat di sekitar hutan," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Jalil di Kantor Presiden, Rabu, 11 Maret 2015.
Direktur Utama Perhutani Mustofa Iskandar menyampaikan kepada Jokowi ihwal optimalisasi lahan-lahan Perhutani. "Terutama yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas pangan, seperti padi dan jagung," katanya. Perhutani, kata dia, memang banyak menanam pohon jati dengan sistem tumpang sari. Kini Perhutani menyiapkan zona adaptif.
"Jadi jarak tanam kita lebarkan," kata Mustofa. Sementara biasanya jarak antar-pohon jati adalah 3 x 3 meter, Perhutani akan melebarkannya menjadi minimal 6 x 2 meter maksimal 10 meter x 2 meter. Dengan demikian, ujar dia, para petani hutan bisa secara berkelanjutan menanam tanaman pertanian di sela-sela hutan.
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya mengatakan Jokowi menginginkan program itu berjalan pada 2016. Kelak akan ada 100 ribu hektare lahan tanaman padi dan 167 ribu hektar lahan jagung di sela-sela hutan.
Untuk itu, kata Siti, lembaganya akan melakukan penyesuaian terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2002 tentang Perhutani dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang penggunaan kawasan hutan. "Nanti pilot project-nya di Jawa Tengah, di lahan seluas 3.000 hektare," katanya.
MUHAMMAD MUHYIDDIN