TEMPO.CO, Washington - Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, menanggapi serangan terhadapnya terkait dengan dugaan penggunaan alamat e-mail atau surat elektronik pribadi untuk melakukan tugasnya di Departemen Luar Negeri AS. Dia membela diri bahwa penggunaan alamat surat elektronik pribadi karena alasan kenyamanan saja.
Dalam konferensi pers pertamanya sejak meninggalkan pos pemerintahannya dua tahun lalu, Clinton mengakui menggunakan alamat surat elektronik pribadi saat menjabat sebagai menteri, hal yang dianggap salah oleh hukum AS. Namun dia berdalih, tak pernah mengirim atau menerima surat elektronik yang bertentangan dengan aturan dan tak pernah mengirim bahan rahasia melalui akun pribadi.
Clinton, yang diprediksi akan maju dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat pada 2016, kini disorot terkait dengan penggunaan alamat surat elektronik pribadi dengan server bukan milik pemerintah. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa dia "menyembunyikan fakta penting selama masa jabatannya" dan menempatkan korespondensinya sebagai menteri dalam risiko.
"Saya mempertimbangkan kenyamanan dengan menggunakan akun surat elektronik pribadi saya, yang diizinkan oleh Departemen Luar Negeri, karena saya pikir akan lebih mudah bekerja hanya dengan satu perangkat, yaitu dengan satu alamat surat elektronik saja," ucapnya.
Clinton menuturkan telah memberikan semua surat elektroniknya selama menjadi menteri. Yang tersisa hanyalah pesan-pesan tentang yoga, rencana upacara pemakaman ibunya, dan rencana pernikahan putrinya. Sebelumnya, dia menyatakan telah menghapus semua surat elektronik yang diterimanya.
REUTERS | INDAH P.