TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Awi Setiyono, mengatakan dedengkot begal yang ditembak mati polisi, AA, 20 tahun, adalah residivis yang sudah beraksi di empat kabupaten. Begal itu sedikitnya melakukan kejahatan di 28 lokasi.
"Empat kabupaten itu adalah Kabupaten Sidoarjo 20 kasus, Mojokerto 5 kasus, Gresik 2 kasus, dan Pasuruan 1 kasus," kata Awi kepada wartawan di Markas Polda Jawa Timur, Rabu, 11 Maret 2015.
Menurut Awi, pada kasus terakhir di Pasuruan, korban bernama Bambang Inawan, 35 tahun, Warga Pandaan Kabupaten Pasuruan. Kala itu, pelaku menghentikan korban yang mengendarai mobil bersama kedua temannya. Kemudian korban diborgol untuk mengambil mobilnya. Namun korban akhirnya berhasil melarikan diri dan meminta pertolongan. Seketika itu pula para pelaku yang berjumlah tiga orang melarikan diri.
"Pelaku hanya berhasil mengambil tas korban yang berisi dompet, uang, surat-surat, dan handphone," kata Awi.
Penggunaan borgol itu, kata Awi, merupakan modus baru yang dilakukan oleh begal. Ketika penembakan di Bundara Waru Sidoarjo, Rabu dinihari tadi sekitar pukul 03.00, AA kedapatan membawa dua bondet yang aktif dan siap diledakkan. "Jadi, banyak mudos-modus baru yang dia lakukan akhir-akhir ini," kata dia.
Awi menambahkan, AA menjadi otak pelaku dalam setiap aksi begal di empat kabupaten itu. Dalam menjalankan aksinya, ia kerap berganti rekan. AA banyak merekrut anak buah di empat kabupaten itu. "Rekan-rekan itu masih dalam pengejaran pihak kepolisian selanjutnya," kata Awi.
Sebelumnya, AA ditembak mati oleh Jatanras Polda Jawa Timur lantaran berusaha kabur saat hendak ditangkap. Ia juga berusaha melawan petugas dengan mengeluarkan pisau tajam yang disimpan di dalam tasnya. Akhirnya polisi terpaksa menembak AA. Ia tewas dalam perjalanan ke rumah sakit terdekat.
Adapun barang bukti yang berhasil disita oleh polisi adalah satu sepeda motor Honda Beat, yang diduga hasil dari aksinya. Ada pula sebilah pisau tajam dan tas yang berisi dua bom ikan aktif.
MOHAMMAD SYARRAFAH