TEMPO.CO, Trenggalek - Jembatan yang menjadi jalan utama penghubung Kabupaten Trenggalek dengan Ponorogo di Jawa Timur patah pada Kamis dinihari, 12 Maret 2015. Akibatnya, akses utama antarwilayah itu putus total.
Jembatan berskala berat yang berada di Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, itu rusak dengan beberapa bagian badan jembatan patah sekitar pukul 02.30. Diduga, fondasi jembatan dan kaki-kakinya tidak kuat setelah diterjang arus Sungai Brantas yang deras setelah hujan turun semalaman.
"(Debit) air yang turun dari puncak Gunung Wilis sangat besar," kata Kepala Polsek Tugu Ajun Komisaris Saiful ketika dihubungi, Kamis siang, 12 Maret 2015.
Jembatan dengan panjang 50 meter dan lebar 8 meter itu patah tepat di bagian tengah, sehingga konstruksi jembatan keseluruhan mirip huruf V. Patah di bagian tengah memicu patahan di kedua ujung jembatan dan rekahan di beberapa bagian fondasi.
Beruntung tak ada warga atau pengendara yang melintas menjadi korban saat jembatan itu patah. Kondisi jembatan saat ini pun sangat berbahaya untuk dilintasi ataupun didekati, mengingat derasnya arus sungai yang mengalir di bawahnya.
Patahnya tersebut membuat para pengendara panik. Jembatan itu merupakan tumpuan aktivitas perdagangan dan kegiatan lain yang cukup padat setiap hari.
Untuk menghindari jatuhnya korban, para pengendara dialihkan ke jalur alternatif di dalam kota yang memiliki jarak 17 kilometer lebih jauh. "Jembatan kami tutup total," ucap Saiful.
Yoso Mihardi, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Trenggalek, menuturkan Pemerintah Kabupaten Trenggalek akan berusaha membangun jembatan darurat untuk menjaga kelangsungan akses transportasi bagi warganya. Belum diketahui kapan pembangunan jembatan darurat itu akan dimulai. "Ini kewenangan provinsi, karena jembatan itu menjadi penghubung antarkota," kata Yoso.
Informasi di lapangan menyebutkan jembatan tersebut berusia lebih dari 50 tahun. Selama ini, jembatan itu tidak pernah mengalami kerusakan berarti.
HARI TRI WASONO