TEMPO.CO, Cilacap - Sejumlah 78 pengurus Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Cilacap, Jawa Tengah, menuntut Jaksa Agung mempercepat pelaksanaan eksekusi mati. Tuntutan itu mereka sampaikan dalam aksi di Dermaga Wijayapura, Cilacap, yang merupakan pintu gerbang ke Nusakambangan, tempat terpidana hukuman mati narkoba ditahan. “Ini ada apa kok jadwalnya mundur terus,” ujar koordinator aksi, Jamaludin, Kamis, 12 Maret 2015.
Jamaludin menegaskan bahwa narkotik sudah meracuni generasi muda. Jokowi, menurut dia, harus didukung untuk menekan peredaran narkotik di Indonesia.
Pernyataan yang sama juga disampaikan Sabine Atloui, istri Serge Arezki Atloui. Sabine mengaku sudah lelah dengan proses eksekusi yang tak jelas juntrungannya itu. “Saya lelah,” ujarnya dalam bahasa Prancis. Dia berencana kembali mengunjungi. Hanya saja, dia belum tahu kapan akan ke Nusakambangan lagi.
Adapun saudara terpidana mati Rodrigo Gularte, Angelita, mengatakan saudaranya masih dalam kondisi yang sama. “Belum ada perubahan,” ucapnya.
Dari pantauan Tempo, kondisi di Wijayapura tampak lengang. Sejumlah pewarta asing juga mulai meninggalkan Cilacap.
ARIS ANDRIANTO