TEMPO.CO, Kendari - Benda mirip serpihan pesawat berwarna oranye dengan panjang sekitar 1,2 meter ditemukan nelayan Malaha di Perairan Pulau Lambasina, Sulawesi Tenggara, Selasa lalu, 10 Maret 2015. Benda tersebut ditemukan saat nelayan menyelam untuk menangkap ikan di dasar laut.
“Kami masih melakukan koordinasi dengan Basarnas Kendari terkait temuan benda tersebut,” kata Kepala Badan SAR Nasional Kolaka, Firman, Kamis, 12 Maret 2015.
Menurut FIrman, setelah mendengar penemuan nelayan, tim Buru Sergap Kepolisian Resor Kolaka langsung dikerahkan untuk identifikasi. Benda sepanjang 1,2 meter tersebut disertai lampu indicator. Benda itu kini berada di Polres Kolaka.
Basarnas Kolaka juga berkoordinasi dengan Polres Kolaka terkait penemuan benda aneh itu. "Saya belum tahu alat apa itu karena menyerupai alat navigasi atau pencari sinyal. Alat itu memiliki lampu indikator. Apakah benda tersebut milik pesawat atau bukan, saya belum bisa pastikan. Apakah salah satu serpihan pesawat atau bukan," kata Firman.
Sebelumnya, puing yang disinyalir sebagai bagian pesawat Air Asia PK-AXC QZ8501 ditemukan mengapung di pantai Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, 9 Februari 2015. Temuan serupa juga ada di perairan Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Pada 2 Februari 2015, nelayan menemukan pintu darurat pesawat yang diduga milik Air Asia QZ8501 di perairan Kabupaten Pinrang. Selain pintu, nelayan juga mendapatkan jenazah korban.
Pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, Belitung, pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. Air Asia QZ8501 membawa 155 penumpang dan tujuh awak.
ROSNIAWANTY FIKRI