TEMPO.CO, Kiev - Lembaga keuangan internasional (IMF) sepakat menggelontorkan dana US$ 17,5 miliar (sekitar Rp 230 triliun) kepada Ukraina sebagai upaya menyelamatkan negeri itu dari keterpurukan ekonomi.
Direktur IMF Christine Lagarde, Rabu, 11 Maret 2015, mengatakan lembaganya sepakat memberikan dukungan keuangan yang dikucurkan secara bertahap dalam waktu empat tahun demi stabilitas ekonomi dan reformasi di Ukraina. "Pada tahun pertama, akan kami kucurkan Rp 132 triliun," ucapnya.
Menanggapi kesanggupan IMF, Menteri Keuangan Ukraina Natalie Jareskon mengatakan pemerintahnya berharap mendapatkan dana awal sebesar Rp 66 triliun. "Kami berharap dana itu segera dikucurkan, secepatnya."
Menurut IMF, bantuan itu akan bisa ditingkatkan, tergantung pada langkah Kiev, apakah benar-benar menerapkan reformasi dengan baik dan prinsip kehatian-hatian dalam belanja pemerintah.
Pada Selasa, 10 Maret 2015, Presiden Ukraina Petro Poroshenko menandatangani kesepakatan dengan badan legislatif untuk mengurangi secara drastis pengeluaran belanja pemerintah dan persetujuan perubahan sistem pajak.
Sementara itu, Perdana Menteri Arseny Yatseniuk mengatakan program IMF tersebut bakal memberikan dampak positif terhadap keterpurukan keuangan negaranya.
Setahun setelah Ukraina mengalami kekisruhan politik dan perang saudara, ekonomi negeri itu terjerembap. Bahkan mata uangnya sangat lemah dibandingkan dengan mata uang asing. Suku bunga perbankan Ukraina pun melonjak menjadi yang tertinggi dalam kurun 15 tahun dengan cadangan devisa yang tersimpan di Bank Sentral hanya Rp 84 triliun. Jumlah tersebut tidak cukup untuk membiayai impor selama empat minggu.
IMF mengatakan seharusnya ekonomi Ukraina tumbuh 2 persen pada 2016 setelah mengalami kontraksi sekitar 5,5 pesen tahun ini hingga akhir 2015. "Kiev seharusnya memiliki cadangan yang cukup untuk kebutuhan impor selama tiga bulan," kata IMF.
AL JAZEERA | REUTERS | CHOIRUL