TEMPO.CO, Jakarta -Tuhan sedang menguji Rendy, (bukan nama sebenarnya), penyanyi remaja yang terkenal itu. Manajernya yang berkewarganegaraan Singapura melakukan pelecehan dan pencurian ketika tampil di luar negeri.
Senin, 9 Maret 2015 lalu, Rendy melaporkan manajernya berinisial AD ke Komisi Nasional Perlindungan Anak. Tiga hari kemudian, pengacaranya melaporkan ulah manajernya ke Bareskrim, Mabes Polri dengan tuduhan pencurian.
"Mencuri laptop, baju-baju show Rendy, dan juga gitar. Tapi gitarnya sudah dikembalikan secara terselubung dan ada kamera juga," kata Eddy Ribut, kuasa hukum penyanyi kelahiran Subang, 18 September 2001 ini.
Keluarga maupun Harpa Records, label rekaman tempat Rendy bernaung, belum bisa menghubungi Arif Dolla yang diketahui bermukim di Singapura."Setelah ambil barang-barang kita nggak tahu dia di mana. Kita hanya tahu rumahnya saja di Singapura, Rendy juga pernah tidur di rumahnya," kata pengacara Rendy.
Kehidupan Rendy sebelum menjadi penyanyi amat sulit. Keluarganya mengalami kesulitan yang memaksanya putus sekolah dan terpaksa bekerja untuk menghidupi dirinya dan keluarga baru ibunya.
Ia terbiasa tidur di ubin emperan toko bersama teman-temannya tanpa alas. Ayah dan ibu kandungnya sudah lama berpisah setelah dia lahir. Keduanya pun menikah lagi dan Rendy tinggal bersama keluarga ibunya.
Rendy mengaku sudah biasa diusir dan dibentak oleh pemilik toko yang hendak membuka toko. Ia pun paling takut ketika berhadapan dengan preman jalanan yang memalak hasil keringatnya bahkan kadang dengan pukulan. "Kalau di jalanan itu udah biasa," katanya.
MITRA TARIGAN