TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat Wiranto meminta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI dari Fraksi Hanura Fahmi Zulfikar Hasibuan melanjutkan pengajuan hak angket terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Terus saja, jalankan saja untuk mengungkap kebenaran di Jakarta," kata Wiranto di Kantor Dewan Pengurus Partai Hanura, Menteng, Jakarta, Jumat, 13 Maret 2015.
Fahmi Zulfikar merupakan inisiator hak angket yang mempertanyakan tuduhan dana siluman dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2014 kepada Ahok. DPRD menganggap Ahok melanggar Undang-Undang karena kukuh tak menyetujui anggaran versi rapat pengesahan Dewan. Ahok menyetorkan anggaran versi e-budgeting ke Kementerian Dalam Negeri karena ia menemukan anggaran siluman di rancangan susunan Dewan.
Menurut Wiranto, upaya yang dilakukan Fahmi dan kawan-kawannya merupakan hak anggota Dewan untuk mewujudkan transparansi pemerintahan. Fahmi memang menunjuk kawan separtainya Muhammad "Ongen" Sangaji sebagai ketua panitia hak angket bersama Ketua Fraksi PDI Perjuangan Jhonny Simanjuntak. "Hak angket itu biasa, jangan jadi momok," kata dia. "Ini bukan memakzulkan tapi bicara hukum untuk mewujudkan good government."
Ahok mengaku bersedia dipanggil oleh tim angket DPRD DKI Jakarta. Menurut Ahok, pemanggilan itu akan memperjelas proses penganggaran yang diperdebatkan. "Jangankan dipanggil tim angket, dipanggil Tuhan pun saya siap," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat 13 Maret 2015. Namun, ahok pun mengaku bingung dengan penggunaan hak angket oleh DPRD. Ia menganggap hak angket itu sudah tidak lagi sesuai substansinya.
Penggunaan hak itu semula bertujuan menyelidiki proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015. Namun, kemudian malah ada pemanggilan Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni yang tak berhubungan dengan APBD. Tim angket DPRD mempermasalahkan kehadiran istri dan adik Ahok dalam rapat revitaslisasi Kota Tua. "Saya bingung, hak angket APBD berubah menjadi hak angket Kota Tua. Mereka seperti orang panik."
Sylviana dicecar soal revitalisasi Kota Tua oleh tim angket DPRD. Rapat yang berlangsung pekan lalu itu juga mengundang Veronica Tan dan Harry Basuki, istri dan adik Ahok. Menurut Ahok, kehadiran istri dan adiknya merupakan undangan dari Sylviana. Ahok berujar, Sylviana meminta istri dan adiknya untuk duduk di kursi pimpinan. Keduanya diminta menyumbangkan ide dan masukan dalam pertemuan tersebut. "Adik saya jadi pembicara, Ibu Silvy meminta dia duduk di tengah," tutur Ahok.
PUTRI ADITYOWATI | LINDA HAIRANI