TEMPO.CO , Jakarta:Perwakilan RI di Turki telah menemui 16 warga negara Indonesia yang ditahan di Gaziantep, sekitar 506 kilometer dari Ankara, Kamis, 12 Maret 2015. Meskipun jumlahnya sama, mereka bukanlah 16 WNI yang memisahkan diri dari biro wisata Smailing Tur beberapa waktu lalu.
Kementerian Luar Negeri RI mengungkapkan ke-16 WNI tersebut terdiri atas satu lelaki dewasa, empat perempuan dewasa, tiga anak perempuan dan delapan anak laki-laki. Berdasarkan keterangan kepada KBRI Turki , mereka berencana menyeberang ke Suriah.
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan dari 11 dari 16 WNI tersebut tidak memiliki paspor.
“Mereka tentunya masuk ke Turki dengan paspor, namun pada saat ditangkap tidak memegang paspor, itu yang sedang didalami juga,” kata Retno kepada Tempo, Jumat, 13 Maret 2015.
Pihak KBRI telah memastikan kondisi ke-16 WNI, termasuk 11 di antaranya anak-anak, dalam kondisi baik. Ke-16 berasal dari satu kelompok, yang terdiri atas tiga keluarga, dan dua orang yang tidak terkait dengan ketiga keluarga tersebut.
Retno menyatakan dalam waktu satu dua hari ini pemerintah Indonesia akan mengirim tim keamanan ke Turki untuk menyelidiki lebih dalam tujuan mereka dan meningkatkan kerja sama serta berkoordinasi dengan pihak keamanan Turki.
Kota Gaziantep, yang terletak di sebelah tenggara Turki, menjadi salah satu kota yang kerap dikunjungi mereka yang ingin menyeberang ke Suriah. Berjarak sekitar 506 kilometer dari Ankara, atau sekitar 2,5 jam penerbangan pesawat atau seharian dengan menggunakan bus. Terletak sekitar 57 kilometer dari Kota Kilis, yang terletak berbatasan dengan Suriah dan 97 kilometer dari Kota Aleppo, Suriah. Di Kilis sendiri terdapat ratusan ribu pengungsi Suriah.
NATALIA SANTI