TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Teroris mengantisipasi Jamaah Ansharut Tauhid dan Jamaah Islamiyah pergi ke Suriah untuk menjadi milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Juru bicara BNPT, Irfan Idris, mengatakan dua kelompok tersebut mempunyai ideologi sama dengan ISIS.
"Kalau organisasinya, yang sudah berkembang JAT dan JI. Tapi yang tidak punya organisasi banyak. Mengajak keluarganya ke sana lebih mudah," ujar Irfan saat dihubungi, Jumat, 13 Maret 2015. Karena itu, ucap dia, BNPT sedang gencar-gencarnya memberi pembinaan kepada lembaga pendidikan Islam melalui kiai.
Ada empat upaya pendekatan yang dilakukan BNPT, yakni kontraideologi, kontraradikal, kontrapropaganda, dan kontranarasi. "Kami memperkaya strategi supaya tidak banyak yang ke Suriah," tuturnya. Sayangnya, dia enggan menyebutkan jumlah aparat yang dikerahkan dan menyebar ke daerah mana saja.
Menurut Irfan, sebagian warga Indonesia tertarik bergabung dengan ISIS karena diiming-imingi kemapanan ekonomi dan mati syahid. Apalagi ISIS terkenal sebagai organisasi terkaya. Kemudian mereka yang tertarik memboyong seluruh keluarganya, termasuk anak kecil.
Ada dua jalur menuju Suriah. Pertama, lewat Turki yang secara geografis berdekatan dengan Negara Syam. "Lalu masuk melalui jalur-jalur tikus," ujarnya. Kedua, melalui negara-negara di Timur Tengah lain, seperti Mesir, dengan alasan studi. "Kita tidak bisa lagi menghimpunkan. Masih menunggu data yang akurat," kata Irfin.
Irfan menyatakan rekrutmen oleh ISIS memang gencar dilakukan melalui media sosial. Namun dia mengaku pihaknya tak bisa membendung rekrutmen itu dengan pemblokiran situsnya. Menurut dia, kebanyakan provider yang digunakan untuk propaganda ISIS bukan di Indonesia. "Kami tidak bisa halau, providernya tidak di Indonesia," ucapnya.
Sebelumnya, 16 warga Indonesia ditahan pemerintah Turki. Mereka diduga akan menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Pemerintah Turki menangkap mereka di perbatasan negara tersebut.
Irfan mengaku belum tahu identitas 16 orang tersebut. "Kami masih menunggu informasi," tuturnya.
LINDA TRIANITA