TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menargetkan untuk menggenjot kinerja ekspor. Dua sektor utama yang akan digenjot adalah otomotif dan elektronik. Hal itu sesuai dengan yang dimintakan Presiden Joko Widodo.
Rahmat mengklaim, beberapa perusahaan di kedua sektor tersebut sudah berkomitmen untuk melanjutkan investasinya. "Toyota misalnya, sekurang-kurangnya US$ 1 miliar," kata Rahmat, saat melakukan kunjungan ke kantor Tempo, di Kebayoran Lama Jakarta, Jumat 13 Maret 2015. Dengan dana itu, Toyota berencana akan memperkuat struktur industri mereka di Indonesia.
Tak hanya Toyota, pabrikan otomotif lain, Suzuki, juga diminta untuk menaikkan kinerja ekspor mereka di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, dia mematok kenaikan target ekspor Suzuki 300 persen. Dengan menggenjot ekspor, Rahmat menyatakan bahwa Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi basis produksi.
Secara umum, untuk menggenjot ekspor, strategi yang akan dilakukan antara lain adalah dengan memfokuskan pasar Asean terlebih dahulu. Kedua, proses pengadaan bahan baku, termasuk jika harus impor akan dipercepat
Dalam jangka panjang, dia berencana menjadikan Sarinah dan Pusat Perdagangan (PPI) menjadi salah satu trading house tingkat internasional. Selain itu, salah satu lembaga di bawah kementerian yaitu, Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI), juga akan dijadikan sebagai internasional desain center.
"Pusat semua desain produk. Kami juga akan mendatangkan desainer Indonesia di luar negeri untuk menularkan ilmunya."
Rahmat mengatakan, hingga tahun 2019, kementeriannya ditargetkan mampu mencapai nilai ekpsor US$ 458,8 miliar. Adapun pada tahun 2014, jumlah nilai ekspor Indonesia tercatat US$ 176,3 miliar.
Walaupun begitu, menurut dia, upaya untuk mendorong ekspor bukan hanya tugas Kementerian Perdagangan saja melainkan kementerian lain. "Kami ini hanya pedagang, barangnya ada di kementerian terkait."
FAIZ NASHRILLAH