TEMPO.CO , Pontianak: Tim Polisi Satwa (K-9) Kepolisian Daerah Kalimantan Barat kembali melakukan olah tempat kejadian perkara dalam kasus pembunuhan Tari Arizona, pegawai Pengadilan Tinggi Pontianak, yang tewas dengan bersimbah darah di kediamannya Jalan Tani Makmur, Pontianak, Rabu, 11 Maret 2015 lalu.
"Olah TKP ini kami lakukan untuk mengumpulkan lebih lanjut keterangan dan bukti yang ada di tempat kejadian perkara dan sekitarnya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Komisaris Besar Polisi Hary Sudwidjanto, Sabtu, 14 Maret 2015.
Secara detail, polisi mengumpulkan informasi di kediaman Tari. Tampak Tim Inafis (Indonesian Automatic Fingerprints Identification System) Polda Kalimantan Barat merinci tiap sudut kediaman Tari untuk mencari informasi tambahan yang menjurus kepada pelaku pembunuhan.
"Kami juga secara detail akan menganalisa berdasarkan olah TKP," ujar Hary. Polisi menyidik dari kamar tidur korban, yang ditemukan semburat darah. Kemudian, mengarah pada dinding dan lantai serta lokasi, tempat korban ditemukan tewas.
Sebuah tapak sepatu pria dengan ukuran 39 hingga 40 juga menjadi acuan dan telah diolah oleh tim forensik Polda Kalbar. Dalam olah TKP tersebut, hadir keluarga korban, yakni Randa: sepupu korban, Jaka: paman korban, dan Muhammad Taufik: ayah korban.
"Saya mendoakan pihak kepolisian segera mendapatkan pelaku pembunuhan anak saya," ujar Taufik. Taufik menyerahkan sepenuhnya penyidikan kepada pihak kepolisian, yang dia percaya akan segera mengungkap kasus pembunuhan anak sulungnya tersebut.
Kasus ini ditangani oleh Tim Khusus Polda Kalimantan Barat untuk memdukung penyidik Polresta Pontianak. Teknik Scientific Crime Investigation dikedepankan dalam pengungkapan kasus ini. Selain pengungkapan kasus lebih akurat, terukur dan ilmiah, dalam kasus ini juga minim saksi-saksi yang mengarah pada pelaku pembunuhan.
Kasus pembunuhan Tari Arizona, Rabu lalu, menyorot perhatian masyarakat Kota Pontianak. Tari tewas dengan kepala dipukul benda tumpul serta beberapa luka akibat senjata tajam. Sebuah cekikan di leher, menurut Tim Forensik Kepolisian, sama-sama menyebabkan kematian Tari, beserta luka yang dideritanya. Waktu kematian diperkirakan pukul 23.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB dini hari.
Tari ditemukan hanya menggunakan penutup dada serta celana dalam. Mulutnya ditutup dengan gulungan lakban yang masih menempel. Kedua tangan terikat serta posisi tubuh tertelungkup. Tubuhnya diselimuti bedcover dan tubuhnya berada di balik kursi ruang tamu. Juga terdapat bercak-bercak darah di dinding kamar dan lantai.
ASEANTY PAHLEVI