TEMPO.CO, Lamongan - Pasangan suami-istri, Ahsanul Huda, 40 tahun, dan Ririn (39), dikenal sebagai pedagang ikan sukses di Tempat Pelelangan Ikan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Ririn diduga termasuk 16 warga negara Indonesia yang ditahan di Turki pada Kamis lalu. Mereka ditengarai akan berangkat ke Suriah dari Turki untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Huda dan Ririn dikenal sebagai pekerja keras, mandiri, dan relatif baik menjaga hubungan pertemanan.
Gunawan, pedagang ikan di TPI Brondong, mengaku kenal keduanya. Mereka, kata dia, tiap hari berada di pelabuhan pesisir pantai utara Lamongan. "Ya, mereka pekerja ulet," ujarnya kepada Tempo di TPI Brondong, Sabtu sore, 14 Maret 2015.
Gunawan bercerita, Huda mulai berdagang ikan sekitar 15-20 tahun silam. Biasanya mereka datang pagi hari untuk menunggu para nelayan menepikan perahunya setelah mencari ikan di laut. Mereka membeli ikan segar dari nelayan lalu menjualnya ke pasar.
Kegiatan ini bisa dilakukan seharian di TPI Brondong. "Saya melihat Mas Huda itu orang telaten," ucap Gunawan.
Menurut Gunawan, kakak Huda, Fahrudin, juga bekerja sebagai pedagang ikan di TPI Brondong. Usaha keluarga besar almarhum Marlekan-Masrifah, orang tua Huda, ini memang sebagian besar dari hasil laut dan palawija.
Dari hasil jual-beli ikan itulah, Huda dan Ririn membeli rumah di RT 04 RW 01 Desa Kandang Semangkon, Paciran. Rumahnya masuk di gang kecil dan berlantai dua. Jika dilihat dari Jalan Raya Daendels, Desa Kandang Semangkon, rumah bercat putih dengan kusen dari kayu jati itu tidak terlihat. Di rumah itulah, tujuh anak Huda, yang kabarnya diajak pergi ke luar negeri, lahir. "Ya, di rumah ini," tutur Tikno, kepala dusun di Kandang Semangkon.
Sebagian besar masyarakat Kecamatan Paciran dan Brondong menggantungkan hidupnya pada laut, dari menjadi nelayan, pedagang ikan, hingga membuat perahu. Ada pula yang menjadi tenaga kerja Indonesia di Malaysia dan Arab Saudi, termasuk Huda dan Ririn. Kabarnya, mereka berkenalan saat bekerja di Malaysia. "Katanya, mereka kenal saat kerja di Malaysia," ujar Tikno.
SUJATMIKO