TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mewaspadai kemungkinan jaringan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyasar sebagai calon TKI dalam perekrutan anggotanya. Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengatakan pihaknya secara teknis memperketat pengiriman TKI ke Timur Tengah.
"Pemerintah juga membekali TKI dengan wawasan kebangsaan, baik saat akan berangkat maupun saat sampai di negara penempatan," kata Nusron melalui pesan pendeknya, Sabtu, 14 Maret 2015.
Nusron berharap pembekalan itu bisa memperkecil peluang para TKI menjadi korban rekrutmen ISIS. Menurut Nusron, inisiasi nilai kebangsaan akan menjaga semangat nasionalisme TKI. Jadi, ucap Nusron, keindonesiaan mereka tidak akan goyah.
Nusron juga menuturkan saat ini pengiriman TKI ke negara di Timur Tengah hanya untuk sektor formal. "Untuk sektor informal sudah ditutup," kata Nusron.
Sebagai langkah antisipasi, BNP2TKI juga mencermati agen penyaluran WNI. Setiap pengajuan izin kerja ke luar negeri, ujar dia, harus mendapat kontrak dari perusahaan negara penempatan. Perjanjian itu juga harus disetujui Kedutaan Besar RI di negara tujuan.
"Kalau yang minta itu agen tidak dikenal, kami harus curiga," ucap Nusron. Dia mengaku pihaknya pernah menolak permohonan dari sebuah agen penyaluran TKI yang tidak dikenal. "Ini sebagai bentuk kehati-hatian pemerintah."
Aparat Turki menahan 16 warga Indonesia yang hilang di Turki. Mereka ditangkap karena kedapatan mencoba menyeberang ke Suriah.
Para WNI tertangkap karena mencoba menggunakan jalur penyeberangan yang sering digunakan simpatisan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Hingga saat ini, mereka kami amankan di sebuah pusat penampungan," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Tanju Bilgic, seperti dikutip Channel News Asia, 11 Maret 2015.
Menurut Tanju, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Ankara atas penahanan tersebut. Namun Kedubes Indonesia belum bisa melakukan tindakan karena belum mengetahui pasti alasan mereka ingin menyeberang ke Suriah.
MUHAMMAD MUHYIDDIN