TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan lembaganya sedang berkoordinasi untuk menentukan keikutsertaan Indonesia dalam pameran Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) I. Sebabnya, dua pesawat Tim Aerobatik Jupiter tabrakan saat gladi resik menjelang pembukaan pameran pada 17 Maret 2015.
Fuad menceritakan ada dua kemungkinan skenario yang disiapkan terkait dengan keikutsertaan dalam pameran LIMA, yakni tetap ikut pameran dengan formasi enam pesawat atau batal menampilkan aerobatik pesawat Indonesia. "Kami sedang kirim tim ke Malaysia untuk mengatur formasi, apa diubah atau bagaimana," kata Fuad saat dihubungi Tempo, Ahad, 15 Maret 2015.
Menurut Fuad, selama latihan, anggota Jupiter terbiasa dengan formasi delapan pesawat. Dengan armada yang berkurang dua, ujar dia, TNI tidak ingin menampilkan atraksi asal-asalan. Meski demikian, para pilot menegaskan kesiapannya mengikuti aerobatik LIMA yang akan digelar pada 17-21 Maret mendatang. "Secara profesional, mereka menyatakan siap untuk lanjut," ujarnya.
Fuad menuturkan empat awak selamat dalam kecelakaan tersebut. Saat ini mereka dirawat di rumah sakit Langkawi. Berdasarkan keterangan saksi mata, pilot dua pesawat Jupiter mendarat dengan parasut sebelum pesawat jatuh. "Mereka hanya mengalami luka ringan, tapi detailnya saya juga belum meng-update," kata Fuad, yang mengaku belum mengetahui identitas para pilot.
Jupiter terkenal dengan atraksi berbahayanya. Tim ini kerap memamerkan kemampuannya dalam perayaan ulang tahun TNI. Berbagai atraksinya antara lain Jupiter Roll, Kite Barrel Roll, Clover Leaf, Arrow Head Loop-Break Off, Half Cuban-Jupiter Wheel, Tanggo to Diamond Loop, Leader Benefit, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, dan Arrow Head Loop.
Pesawat aerobatik milik Jupiter ada berbagai macam. Pada 1997, awal pembentukannya, Jupiter menggunakan pesawat HS Hawk Mk-53 buatan Inggris. Tambahan pesawat Hawk 109 dan F-16 Fighting Falcon menjadi andalan sejak 2001. Adapun pesawat terbaru KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan dipakai pada 2011.
Berdasarkan laman resmi TNI Angkatan Udara, Jupiter terdiri atas formasi enam pesawat. Jupiter One adalah pimpinan atau leader dalam tim. Saat ini Jupiter One dikomandoi Letnan Kolonel Penerbang Dedy "Leopard" Susanto, Komandan Skadron Pendidikan 102 yang bermarkas di Yogyakarta. Jupiter One diperkuat pesawat KT-1 B Woong Bee dan T-34 Charlie.
DEWI SUCI RAHAYU | EVAN KUSUMAH | BC