TEMPO.CO, Langkawi - Tim Search and Rescue Malaysia menemukan pilot pesawat Tim Jupiter Aerobatik Indonesia di Kandawang, sekitar 11,3 kilometer dari Mahsuri International Exhibition Centre, lokasi berlangsungnya Langkawi International Maritime and Aerospace 2015, pada Minggu, 14 Maret 2015.
Pilot yang tidak disebutkan namanya itu merupakan korban tabrakan antara dua pesawat Tim Jupiter yangs edang latihan menjelang pembukaan pameran pada 17 Maret 2015. Kecelakan tersebut terjadi di Bandar Udara Internasional Langkawi, Malaysia, pada Ahad siang pukul 14.00 waktu setempat.
Puing pesawat ditemukan tersebar di kawasan hutan di tepi bandara. Salah satu kursi pesawat ditemukan dekat rumah penduduk. Sebuah rumah dan mobil yang terparkir di sekitar lokasi kejadian terbakar akibat reruntuhan puing. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini karena pemilik rumah tak di tempat.
Empat pilot anggota yang terlibat dalam tabrakan itu hanya cedera ringan. Dua di antara pesawat itu bergesekan di udara dan terempas ke Bumi pada pukul 14.04 waktu setempat. Detik-detik ketika kedua pesawat tersebut bertabrakan terungkap dari pejabat setempat.
Juru bicara pameran, sekaligus Ketua Tim Kesehatan LIMA, Abu Hassan Asaari Abdullah, mengatakan, semua pilot sempat melentingkan diri keluar dari kokpit pesawat sebelum pesawat tersebut terempas ke Bumi. "Alhamdullilah, semua pilot sempat melentingkan diri dari kokpit pesawat dan tidak mengalami cidera serius," kata Abu Hasan di Langkawi, Negara Bagian Kedah, Malaysia, Minggu, 14 Maret 2015.
Saat melenting dari kokpit, pilot ditolak keluar bersama kursi yang mereka duduki selama penerbangan sebelum payung terjun dikembangkan. Menurut Abu Hasan, semua pilot tidak sadarkan diri beberapa saat selepas melayang di udara akibat dari tolakan "anti gravitasi" dengan daya kekuatan 11 hingga 12 G.
Abu Hasan, yang juga Kepala Unit Darurat dan Trauma Rumah Sakit Kuala Lumpur, mengatakan, selepas pemeriksaan dan rawatan susulan setibanya di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Langkawi, keempat pilot diyakini cedera ringan. Pihak rumah sakit akan merawat semua korban untuk pemeriksaan psikologi. "Mereka mengalami cidera psikologis selain cidera fisik," ucapnya.
Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan lembaganya sedang berkoordinasi dengan pihak Malaysia untuk menentukan keikutsertaan Indonesia dalam pameran Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) I. Sebabnya, mereka kehilangan dua pesawat Jupiter saat tabrakan.
Fuad menceritakan ada dua kemungkinan skenario yang disiapkan untuk keikutsertaan pameran LIMA, yakni tetap ikut pameran dengan formasi enam pesawat atau batal menampilkan aerobatik pesawat Indonesia. "Kami sedang kirim tim ke Malaysia untuk mengatur formasi, apa diubah atau bagaimana," kata Jenderal Fuad saat dihubungi Tempo, Ahad, 15 Maret 2015.
Menurut Fuad, selama latihan anggota tim tersebut terbiasa dengan formasi delapan pesawat. Dengan armada yang berkurang dua, katanya, TNI tidak ingin menampilkan atrkasi asal-asalan. Meski demikian, para pilot menegaskan kesiapannya mengikuti aerobatik LIMA yang akan digelar pada 17-21 Maret mendatang. "Secara profesional, mereka menyatakan siap untuk lanjut."
Fuad memastikan empat awak selamat dalam kecelakaan ini. Saat ini mereka dirawat di rumah sakit Langkawi. Berdasarkan keterangan saksi mata, pilot dua pesawat Jupiter mendarat dengan parasut sebelum pesawat jatuh. "Mereka hanya mengalami luka ringan, tapi detailnya saya juga belum meng-update," ujar Fuad, yang mengaku belum mengetahui identitas para pilot.
Tim Jupiter terkenal dengan atraksi berbahayanya. Tim ini kerap memamerkan kemampuannya dalam perayaan ulang tahun TNI. Berbagai atraksinya antara lain: Jupiter Roll, Kite Barrel Roll, Clover Leaf, Arrow Head Loop-Break Off, Half Cuban-Jupiter Wheel, Tanggo To Diamond Loop, Leader Benefit, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, dan Arrow Head Loop.
Pesawat aerobatik milik Tim Aerobatik Jupiter ada berbagai macam. Pada 1997, yakni saat awal pembentukannya, Tim Jupiter menggunakan pesawat HS Hawk Mk-53 buatan Inggris. Tambahan pesawat Hawk 109 dan F-16 Fighting Falcon menjadi andalan sejak 2001. Ada pun pesawat terbaru KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan dipakai pada 2011.
Berdasarkan laman resmi TNI Angkatan Udara, Tim Jupiter terdiri atas formasi enam pesawat. Jupiter One adalah pimpinan atau leader dalam tim. Saat ini jupiter one dijabat oleh Letnan Kolonel Penerbang Dedy "Leopard" Susanto, Komandan Skadron Pendidikan 102 yang bermarkas di Yogyakarta. Jupiter One diperkuat pesawat KT-1 B Woong Bee dan T-34 Charlie.
DEWI SUCI RAHAYU | BERNAMA | THE MALAYSIAN INSIDER