TEMPO.CO, Yogyakarta - Acara bedah buku biografi Sultan Hamengku Buwono IX memakai uang negara dari dana keistimewaan sebesar Rp 90 juta. Buku berjudul A Prince in a Republic: The Life of Sultan Hamengku Buwono IX Yogyakarta karya John Monfries ini akan didiskusikan di Pagelaran Keraton Yogyakarta pada 12 April 2015.
“Acara ini pakai dana keistimewaan Rp 90 juta karena ada anggarannya untuk bedah buku,” kata Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY Budi Wibowo di kompleks kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepatihan, Yogyakarta, Senin, 16 Maret 2015.
Acara ini mendatangkan penulisnya yang berasal dari Australia, dengan pembanding sejarawan Universitas Gadjah Mada Djoko Suryo dan Bambang Purwanto. Menurut Budi, dana keistimewaan itu, antara lain, digunakan untuk membuat narasi buku dengan bahasa Indonesia. Narasi itu nantinya dibagikan kepada undangan.
Budi pun tengah berupaya menghubungi penerbitnya, yaitu Institute of Southeast Asian Studies. Dia mau meminta izin memfoto kopi buku tersebut khusus untuk acara bedah buku. “Karena kalau beli mahal. Kalau dirupiahkan itu Rp 500 ribu,” kata Budi.
Rencananya, nanti ada seratus eksemplar buku setebal 378 halaman itu ketika acara berlangsung. Pemilihan tanggal 12 April karena bertepatan dengan peringatan ulang tahun HB IX ke-102.
Dalam buku berbahasa Inggris tersebut, John Monfries yang studi di Australian National University itu menceritakan perjuangan HB IX saat menjadi mahasiswa di Belanda. Saat kuliah itu, HB IX sempat menghadiri upacara pernikahan Ratu Juliana pada Januari 1937. Juga, cerita soal pembangunan Selokan Mataram yang dinilai sebagai karya spektakuler HB IX. Termasuk sikap politik HB IX yang sukarela menyatakan Yogyakarta bergabung dengan Republik Indonesia.
Anak HB IX, Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan belum menerima laporan perkembangan rencana penyelenggaraan bedah buku tersebut. Dia pun mengaku belum membaca buku yang telah diberikan kepadanya itu. “Belum sempat. Itu Bahasa Inggris,” kata Sultan. Sultan malah akan memberikan dua buku miliknya kepada pembicara Djoko Suryo dan Bambang Purwanto.
Hamengku Buwono IX meninggal di Washington DC, Amerika Serikat, pada 2 Oktober 1988 pada usia 76 tahun.
PITO AGUSTIN RUDIANA