TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan Pemerintah Kota Bandung akan meringankan beban masyarakat menengah ke bawah dengan memberi kemudahan mendapatkan pinjaman. Warga Bandung, kata Emil, dapat memperoleh pinjaman dengan bunga sebesar 4-6 persen saja per tahun melalui Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.
"Karena sistem kami tidak mempersulit, maka peminjam harus punya usaha atau rencana usaha yang meyakinkan," kata Emil, sapaan akrab Ridwan, saat ditemui di Balai Kota Bandung di Jalan Wastukencana, Bandung, Senin, 16 Maret 2015. Program kredit murah itu rencananya diluncurkan bulan depan, 15 April 2015.
Selain memiliki bisnis atau rencana bisnis yang menarik, hanya pemilik kartu tanda penduduk Bandung yang berhak memperoleh kredit murah ini. Warga Bandung yang berminat, kata Emil, akan mengajukan proposal bisnis kepada tim Pemkot Bandung. “Semua ini Pemkot lakukan untuk melawan rentenir yang menjerat pedagang kecil,” ujarnya.
Setelah itu, Pemkot Bandung akan memverifikasi proposal usaha dan mempertimbangkannya. Jika proposal usaha diterima, Pemkot akan mengarahkan peminjam modal untuk berdagang di 15 pasar yang kini tengah direvitalisasi.
Adapun BPR hanya berperan sebagai penampung. BPR, kata Emil, akan membuat tim khusus yang menangani pinjaman dengan bunga ringan ini. Emil pun akan mengarahkan tim pemasaran BPR agar bekerja gesit seperti para rentenir.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung akan mencairkan dana sebesar Rp 32 miliar untuk memberi pinjaman kepada masyarakat dengan bunga yang kecil melalui BPR. Menurut hasil blusukannya, Emil mendapatkan banyak PKL Cicadas yang bercerai, hingga menjual tanahnya, hanya karena terjerat utang dengan rentenir.
Padahal, kata dia, para PKL itu mampu membayar utang dengan lancar jika diberi bunga yang rendah. Para rentenir di sana biasanya mematok tingkat bunga hingga 30 persen.
Siang tadi, Otoritas Jasa Keuangan mengunjungi Balai Kota Bandung untuk melepaskan masyarakat dari jeratan utang rentenir. Mereka membicarakan hal tersebut selama sekitar tiga jam di ruangan Emil.
PERSIANA GALIH