TEMPO.CO, Jakarta -- Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2015 tercatat surplus. Nilai ekspor sebesar US$ 12,3 miliar dan impor US$ 11,6 miliar. "Ada surplus US$ 738,3 juta, walaupun nilai tukar rupiah terus melemah," kata Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2015.
Ekspor pada Februari turun 16 persen dibanding periode Januari. Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, turun 16,2 persen.
Rahmat menjelaskan, neraca perdagangan nonmigas membukukan surplus US$ 564,2 juta. Begitu pula neraca perdagangan migas yang juga positif US$ 174,1 juta.
Meski turun selama Januari-Februari, kata Rahmat, ekspor nonmigas ke beberapa negara, seperti Swiss, Pakistan, dan Taiwan, justru meningkat drastis.
Perdagangan di beberapa negara mitra dagang utama, seperti Malaysia dan Vietnam, ekspornya menguat. Penurunan pada mitra dagang utama terjadi di Brasil dan India, masing-masing 19,3 dan 13 persen.
Adapun negara mitra dagang utama yang menyumbang surplus terbesar selama Februari antara lain, India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina, dan Swiss, dengan nilai total US$ 2 miliar. Sebaliknya, Thailand, Brasil, Australia, dan Kanada menjadi penyumbang defisit nonmigas terbesar. "Jumlah totalnya US$ 4,7 miliar," kata Rahmat.
FAIZ NASHRILLAH