Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Curigai Umroh Gratis, 257 Warga Mesuji Dipulangkan

image-gnews
Tiga warga berada di depan kantor Bupati Mesuji yang dibakar  ratusan massa di Mesuji, sekitar 275 km sebelah timur Bandarlampung, Kamis (3/5). ANTARA/Hendra
Tiga warga berada di depan kantor Bupati Mesuji yang dibakar ratusan massa di Mesuji, sekitar 275 km sebelah timur Bandarlampung, Kamis (3/5). ANTARA/Hendra
Iklan

TEMPO.CO, Malang -Sebanyak 257 warga Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, dipulangkan secara bertahap ke kampung halamannya oleh aparat Kepolisian Resor Malang, Jawa Timur.

Pemulangan yang dilakukan sejak Senin petang, 16 Maret 2015,  dilakukan setelah mereka tinggal di beberapa hotel di wilayah kabupaten dan kota Malang sejak akhir tahun lalu. Keberadaan mereka di Malang untuk menunggu giliran berangkat umroh gratis yang digagas Agus Santoso, warga Desa Kebonsari, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang.

"Sekarang kami sedang mendalami latar belakang Saudara Agus Santoso dan Ningsih yang jadi koordinator program umroh gratis itu. Ia sudah kami amankan," kata Kepala Komisaris Decy Hermansyah, Kepala Kepolisian Sektor Kota Singosari, Selasa, 17 Maret 2015.

Menurut bekas Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Malang itu, warga Mesuji datang ke Malang setelah direkrut oleh Ningsih, warga Kremil Surabaya. Mereka sempat menginap di sebuah hotel di Surabaya.

Di Malang mereka diserahkan ke Agus Santoso. Mereka sempat ditempatkan di dua hotel murah. Pertama, Hotel Serayu yang beralamat di Jalan Serayu Selatan 3A, Kecamatan Belimbing, Kota Malang. Hotel ini dipakai sejak November 2014 sampai 1 Maret 2015.

Kegiatan di Hotel Serayu dianggap meresahkan warga setempat. Apalagi warga melapor ke pengurus rukun tetangga dan rukun warga, serta ke kantor kelurahan. Alhasil, warga dipindahkan ke hotel kedua, yakni Hotel Grace atau Hotel Antariksa. Hotel ini berlokasi di Jalan Perusahaan 53, Karanglo, Desa Tunjungtirto, Kecamatan Singosari. Warga diinapkan selama 1-16 Maret 2015.

Kedua hotel difungsikan oleh penggagas kegiatan sebagai tempat menginap atau penampungan, rekrutmen, dan juga pelatihan. Warga Mesuji mendapat sejumlah materi pelatihan sebagai bekal untuk umroh, antara lain latihan penguatan mental dan kemandirian. Pelatihan berlangsung tertutup di dalam hotel.

Mereka dipindahkan lagi setelah Hotel Antariksa didatangi polisi dan wartawan. Kabar terakhirnya mereka dipindahkan ke Wisma Kalindra di kawasan obyek wisata Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Informasinya kami terima dari salah seorang warga Mesuji yang merasa tertipu. Merasa tertipu karena katanya umrahnya gratis, tapi mereka tetap dipungut sejumlah uang untuk proses administrasi. Apalagi jadwal berangkatnya juga enggak jelas," kata Decky.

Decky mengaku kesulitan mengumpulkan informasi dari ratusan warga Mesuji yang diduga telah jadi korban penipuan tersebut. Kebanyakan warga menghindar dan menolak saat diminta keterangan. Polisi pun belum bisa mengungkap metode perekrutan yang dilakukan Agus dan Ningsih saat berada di Lampung dan Jawa Tengah, sebelum ratusan warga dibawa ke Surabaya dan Malang.

Namun, segelintir warga mengaku memberikan uang antara Rp 1,5 juta sampai Rp 6 juta. Agus Santoso menyangkal. Ia mengaku hanya mengutip biaya administrasi rata-rata Rp 150 ribu per orang.

Kepolisian Resor Mesuji mengontak Kepolisian Resor Malang untuk berkoordinasi mengenai pemulangan warga pada Senin kemarin. Kerabat mereka di Lampung sangat cemas karena sudah sangat lama mereka tidak tahu keberadaan mereka.

"Bahkan kerabat mereka di Mesuji sangat khawatir warga-warga itu akan direkrut untuk bergabung dengan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), apalagi kemarin ada 16 warga yang dikabarkan hilang di Turki," ujar Decky.

Pemulangan sudah dilakukan sejak kemarin dengan bus. Warga sepakat menunggu giliran berumrah di Mesuji saja bila kegiatan umrah gratis itu memang ada.

ABDI PURMONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.