TEMPO.CO, Cianjur: Penyandang dana keberangkatan 156 Warga Negara Indonesia ke Suriah untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah, Chep Hernawan, mengaku tidak memiliki data mereka yang sudah dibiayainya. “Secara tertulis saya tidak punya data orang-orang itu,” katanya kepada Tempo di rumahnya, Cianjur, Selasa, 17 Maret 2015.
Chep mengatakan, ia bersedia membiayai keberangkatan mereka untuk berperang bersama ISIS hanya bermodal kepercayaan. “Saya tak mencari keuntungan dengan memberangkatkan mereka,” ucapnya. "Silakan saja cek rekening saya, tak ada bukti transfer atau catatan yang saya keluarkan. Atuh gak ikhlas namanya kalau hitung-hitungan dicatat segala," katanya.
Menurut Chep, dia menghabiskan dana tak kurang dari Rp 1 miliar untuk kebutuhan memberangkatkan 156 orang ke Suriah. Dana sebesar itu merupakan uang pribadi yang diperoleh dari penghasilannya sebagai pengusaha.
"Ya, tidak langsung Rp 1 miliar, tapi bertahap juga. Hanya kalau dijumlahkan kira-kira mencapai segitulah," kata Chep.
Saat dimintai bukti yang bisa menunjukkan bahwa dia pernah memberangkatkan orang ke Suriah, Chep hanya angkat bahu. "Apa yang harus saya buktikan? Kepada siapa? Apa kepentingannya?”
Menurut Chep, banyak cara untuk mempersoalkan dirinya. “Kalau urusannya mau nangkap saya, cari saja masalah lain, lalu penjarakan saya. Kalau itu tujuannya," tuturnya seraya tertawa.
Ia mengaku kerap heran lantaran setiap tindakannya kerap mengundang curiga. Ia juga dipanggil Markas Besar Kepolisian RI untuk dimintai keterangan setelah memberangkatkan 156 orang ke Suriah.
"Saya lapor apa adanya. Buat apa saya bohong atau menutup-nutupi? Jadi, apa yang saya lakukan sudah diketahui. Dan itu sudah lewat, saya tak pernah mengirimkan lagi orang karena tak ada duit," Chep menandaskan.
DEDEN ABDUL AZIZ