TEMPO.CO, Ciamis - Keluarga Daeng Stanzah, yang ditahan pemerintah Turki saat mau menyeberang ke Suriah, tiba-tiba menghilang pada Januari lalu dari rumah mereka, Dusun Sindang, Desa/Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. "Katanya, Ifah dan anaknya dijemput Daeng Stanzah," kata Kepala Dusun Sindang Euis Herawati saat ditemui Tempo di rumahnya, Selasa, 17 Maret 2015.
Dari 16 warga negara Indonesia yang kini ditahan pemerintah Turki karena kedapatan hendak menyeberang ke Suriah, lima di antaranya merupakan warga Kabupaten Ciamis: Empat orang merupakan keluarga Daeng Stanzah dan seorang laga warga Pamarican.
Menurut Euis, saat pergi, Stanzah memboyong istrinya, Ifah, 30 tahun, dan dua anaknya yang masih bocah, yakni Ishaq (6) dan Asiyah Mujahidah (5). Keluarga itu baru menjadi warga Dusun Sindang pada 22 September 2014.
Saat itu Stanzah sendiri yang mengurus kartu keluarga, dari RT hingga kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Ciamis. “Baru memiliki kartu keluarga September tahun lalu,” ujarnya.
Euis menuturkan mereka menumpang di rumah mertua Stanzah di Sindang, yakni Sukirman dan Karmi. "Ayahnya Ifah bekerja di Tangerang. Paling pulang seminggu sekali,” tutur Euis. Walhasil, sejak ditinggal keluarga Stanzah ke luar negeri dan Sukirman bekerja di Tangerang, Karmi kini hanya berdua dengan adik Ifah yang bernama Najiah.
Menurut Euis, selama menjadi warga Dusun Sindang, Stanzah yang disebut bekerja sebagai penjual obat herbal dan tidak menetap di sana. Dia pulang seminggu sekali. "Paling lama satu minggu di sini," katanya.
Euis menyatakan Ifah, yang mengenakan cadar, lebih sering di dalam rumah. “Dia tidak pernah nongkrong-nongkrong di depan rumah,” ujarnya. Tapi anak pertama Stanzah, Ishaq, sejak September lalu hingga Januari 2015, bersekolah PAUD di Dusun Sindang. Lalu, dua bulan lalu, keluarga itu tiba-tiba menghilang tanpa memberi kabar hingga kabar penemuan mereka di Turki.
CANDRA NUGRAHA