TEMPO.CO, Jakarta - Mahfouzt Firdaus, 47 tahun, mencoba bunuh diri dengan menenggak cairan racun serangga pada Selasa pagi, 17 Maret 2015. Dia berniat mengakhiri hidupnya setelah mengetahui anak gadisnya, Ahsyahnaz Yasmin, 25 tahun, bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Beruntung, tindakan nekat Firdaus diketahui oleh tetangganya Juaningsih, 58 tahun. Saat itu ia berniat mengecek rumah Firdaus yang terletak di Majalaya, Kabupaten Bandung, saat akan ditinggalkan anak pemilik rumah itu pergi ke sekolah.
Namun, pagi itu tidak seperti biasanya. “Saya melihat Pak Firdaus tergeletak,” kata dia, yang kemudian berteriak minta tolong ke tetangganya.
Tetangga yang berdatangan menolong dan membawanya ke klinik Marlina di Jalan Raya Babakan, Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasinya berjarak lima kilometer dari rumah itu.
Petugas klinik, dokter Indri mengatakan, Firdaus datang pukul 08.00 WIB. Menurut Indri, pasiennya keracunan obat pembasmi serangga. Bahkan, ia sempat mencium bau obat pembasmi serangga di bagian baju dan mulut Firdaus. “Pasien datang sudah tidak sadar.”
Kondisi Firdaus berangsur pulih menjelang siang. Namun, dia tidak mau menerima pengunjung kecuali istrinya, Siti Nursolihin. Firdaus terlihat bercakap-cakap pelan dan kemudian menangis. Dia terlihat masih lemah dengan jarum infus masih menancap di lengannya.
Anak gadis Firdaus dari istri pertamanya, Ahsyanaz adalah satu dari 16 warga negara Indonesia yang ditangkap pemerintah Turki. Diduga mereka hendak menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
DWI RENJANI
VIDEO TERKAIT: