TEMPO.CO, Ciamis - Daeng Stanzah, warga Ciamis yang ditangkap aparat Turki saat ingin menyeberang ke Suriah, dikenal tetangganya sebagai penjual ramuan herbal. Dia juga disebut-sebut suka menjual minyak zaitun.
"Suka jualan ramuan herbal," kata Euis Herawati, Kepala Dusun Sindang, Desa/Kecamatan Rancah, daerah tempat tinggal Stanzah dan keluarganya, saat ditemui Selasa, 17 Maret 2015.
Dia mengetahui Stanzah berjualan ramuan herbal karena Ifah (istri Stanzah) suka memberi oleh-oleh berupa ramuan herbal kepada Euis. "Ini ada oleh-oleh, Abang baru pulang dari Padang," ujar dia menirukan perkataan Ifah.
Meski demikian, Euis tidak mengetahui tempat Stanzah bekerja atau berjualan. "Pokoknya di luar Ciamis. Tidak tahu lokasi persisnya," ucapnya.
Pasangan Ifah dan Stanzah menikah pada 2007. Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai dua anak: Ishaq, 6 tahun, dan Asiyah Mujahidah, 5 tahun. Keluarga itu menjadi warga Dusun Sindang pada 22 September 2014.
Menurut Euis, penampilan Stanzah biasa-biasa saja, tidak menandakan fanatik kepada agama. Pakaiannya pun biasa-biasa saja. Dia biasa memakai baju kaos dan celana pendek. "Tidak berpeci, bersarung. Di keningnya juga tidak ada tanda hitam," kata dia berseloroh.
Bahkan, saat Euis berkunjung ke rumah Stanzah, saat itu terdengar suara azan. Stanzah, kata dia, tidak bergegas menunaikan salat. "Iya, biasa saja. Tidak ada ciri-ciri khusus," ujarnya.
Sebanyak 16 warga negara Indonesia yang kini ditahan pemerintah Turki karena kedapatan hendak menyeberang ke Suriah dengan jalur yang sering digunakan simpatisan militan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Lima di antaranya merupakan warga Kabupaten Ciamis. Empat orang merupakan keluarga Daeng Stanzah dan seorang lagi warga Pamarican.
CHANDRA NUGRAHA