Dolar Menguat, Nissan Kolaps di Rusia
Reporter: Tempo.co
Editor: Fery Firmansyah
Rabu, 18 Maret 2015 16:51 WIB
Pimpinan eksekutif Nissan Motor Carlos Ghosn berpose dengan mobil konsep Land Glider, dalam Tokyo Motor Show di Chiba, sebelah timur Tokyo, Jepang (21/10). (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Iklan
Iklan

TEMPO.COJakarta - Lantaran dolar menguat dan penjualannya jeblok beberapa waktu terakhir, Nissan Motor Co terpaksa menghentikan produksi mobil di Rusia. Menurut kabar yang dilansir Reuters, penghentian produksi ini dilakukan selama 16-31 Maret 2015. "Nissan juga tidak akan memperpanjang kontrak dan menghentikan perekrutan karyawan," demikian pernyataan manajemen Nissan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum penghentian produksi ini diumumkan, Nissan sudah memiliki rencana menggandakan produksi hingga 100 ribu mobil per tahun. Manajemen Nissan pun berkomitmen menjadikan Rusia sebagai ladang investasi jangka panjang. Namun gejolak mata uang rubel dan melemahnya penjualan mobil di Negeri Beruang Merah membuat manajemen Nissan berpikir ulang.

Data Association of European Businesses menyebutkan penjualan mobil di Rusia mencapai 128.298 unit pada Februari 2015 atau anjlok 38 persen dari periode yang sama tahun 2014. Pasar Nissan pun turun 45 persen menjadi 9.447 unit. Penurunan penjualan ini adalah dampak lanjutan dari lesunya perekonomian Rusia sepanjang 2014, setelah harga minyak jeblok. Turunnya kurs rubel terhadap dolar juga memaksa produsen mobil menaikkan harga jual mobil yang sebagian besar komponennya masih diimpor. 

Di Rusia, Nissan mengoperasikan pabrik di kawasan Saint Petersburg. Pabrik itu membuat mobil-mobil yang lumayan populer di Eropa, seperti sport utility vehicle (SUV) Nissan X-Trail, Murano, dan Pathfinder serta sedan Nissan Teana. Instalasi produksi itu juga merakit model-model lokal yang berada di bawah merek AvtoVAZ. Untuk diketahui, Nissan dan Renault menguasai proporsi saham terbesar di AvtoVAZ. 

FERY F.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi